Jakarta (ANTARA News) - Perbankan BUMN siap membentuk konsorsium untuk membiayai pembangunan transmisi listrik di Pulau Sumatera sepanjang 1.000 kilometer dengan investasi sekitar Rp12 triliun.
"BUMN perbankan segera membentuk konsorsium, termasuk kemungkinan melibatkan Bank Pembangunan Daerah (BPD)," kata Sekretaris Kementerian BUMN Imam A. Putro, usai mengikuti Rapat Pimpinan Kementerian BUMN di Kantor Pusat Bank BNI, Jakarta, Rabu.
Menurut Imam, pembentukan konsorsium sejalan dengan upaya untuk mempercepat penyelesaian pembangunan infrastruktur listrik di wilayah Sumatera yang sangat mendesak.
Pada kesempatan itu, direksi PT PLN dan empat bank BUMN yaitu Mandiri, BNI, BRI dan BTN, termasuk BUMN Karya yaitu PT Adhi Karya, PT Wijaya Karya, PT Waskita Karya, PT Hutama Karya, PT Pembangunan Perumahan (PP) berkumpul untuk mencari skema pendanaan pembangunan transmisi tersebut.
Dengan begitu setidaknya keenam BUMN tersebut siap membangun sistem transmisi 500 kilovolt (KV) di sepanjang Sumatera, mulai Palembang, Pekanbaru, Jambi hingga Medan.
Meski begitu, ujar Imam, pelaksanaan pembangunan transmisi listrik tersebut harus menunggu penyelesaian studi kelayakan (feasibility study/FS) oleh PT PLN.
"FS PLN diharapkan rampung paling lambat Juni 2014," ujarnya.
Dalam FS tersebut akan mengatur soal mekanisme pendanaan termasuk ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Perbankan dan regulasi yang mengatur soal konsorsium.
Sementara itu, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan pembentukan konsorsium bank BUMN dan BPD merupakan terobosan dalam mengatasi masalah pendanaan.
"Dengan begitu tidak ada lagi pendanaan yang yang bersumber dari pinjaman luar negeri," tutur Dahlan.
Dalam kajian awal, pembangunan transmisi listrik dibagi dalam 12 paket yaitu paket 1-2 dikerjakan Wijaya Karya, paket 3 dan 10 dikerjakan PTPP, paket 4 digarap Hutama Karya, 7-8-9 dikerjakan oleh Waskita Karya, 6 dan 11 dikerjakan Adhi Karya. Sedangkan PT PLN akan menggarap paket 12.
Mantan Dirut PT PLN ini menggambarkan, harga listrik produksi di Sumatera Selatan terhitung murah, hanya Rp800 per watt. Adapun harga listrik dari Pekanbaru mencapai Rp2.000 per watt, sedangkan harga listrik produksi Medan bahkan mencapai Rp4.500 per watt.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014