Beijing (ANTARA) - Pemerintah China berharap hubungan dengan Jepang dapat sehat dan stabil di bawah kepemimpinan Shigeru Ishiba sebagai perdana menteri menggantikan Fumio Kishida.

"Perkembangan hubungan China-Jepang yang berkelanjutan, sehat, dan stabil merupakan kepentingan mendasar kedua bangsa dan merupakan satu-satunya pilihan yang tepat," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing pada Jumat.

Mantan Menteri Pertahanan Jepang Shigeru Ishiba memenangkan pemilihan ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa pada Jumat (27/9) dan akan dinobatkan menjadi Perdana Menteri Jepang yang ke-101.

Shigeru Ishiba (67) mengalahkan Menteri Keamanan Ekonomi Sanae Takaichi dan akan menggantikan Fumio Kishida, Perdana Menteri petahana yang akan segera mundur.

Kishida, yang masa jabatan tiga tahunnya berakhir bulan ini, telah memastikan tidak akan mencalonkan diri lagi.

"China berharap Jepang akan belajar dari sejarah, mengikuti agenda pembangunan yang damai, mematuhi prinsip dan pemahaman bersama yang ditetapkan dalam empat dokumen politik antara China-Jepang," kata Lin Jian.

China juga berharap, Jepang di bawah pemerintahan Ishiba memiliki persepsi yang objektif dan benar tentang China, mengambil kebijakan China yang aktif dan rasional, dan melakukan upaya konkret untuk memajukan hubungan strategis yang saling menguntungkan.

 China berharap pemerintahan baru Jepang nantinya dapat bekerja sama dengan China untuk mempromosikan perkembangan hubungan China-Jepang yang berkelanjutan, sehat dan stabil.

Terkait dengan kunjungan Ishiba ke Taiwan pada Agustus 2024 sebagai salah satu kepala delegasi parlemen Jepang untuk bertemu dengan pemimpin Taiwan Lai Ching-te, Lin Jian mengatakan Taiwan adalah provinsi China dan tidak ada "pemimpin Taiwan".

"China selalu menentang keras kunjungan tokoh politik Jepang ke wilayah Taiwan. Posisi ini sangat jelas," tambah Lin Jian.

Ishiba juga sudah menunjukkan sikap tegas dalam pencegahan masalah keamanan dan mengulang kata-kata pendahulunya saat mengunjungi Taiwan pada Agustus 2024 dengan mengatakan "apa yang terjadi di Ukraina hari ini mungkin menjadi masalah yang dihadapi Asia Timur besok,"

Ishiba diketahui adalah seorang pakar kebijakan di bidang keamanan, pertanian, dan revitalisasi daerah, mencalonkan diri untuk kelima kalinya, menyebutnya sebagai "puncak" karier politiknya selama 38 tahun.

Veteran politik tersebut telah menjanjikan "keluar sepenuhnya" dari tingkat inflasi yang tinggi Jepang, dan bersumpah untuk mencapai "pertumbuhan upah riil."

Ia juga mendukung undang-undang yang mengizinkan perempuan yang sudah menikah untuk tetap menggunakan nama gadis mereka, mengatakan Jepang harus mengurangi ketergantungannya pada energi nuklir dan beralih ke energi terbarukan dan menyerukan terbentuknya blok keamanan NATO versi Asia untuk melawan ancaman dari China dan Korea Utara.

Kepercayaan publik merosot pada akhir 2023 ketika muncul skandal soal dana fraksi LDP yang tidak dilaporkan, diketahui bahwa lima fraksi dalam partai yang berkuasa diduga menerima uang dari berbagai acara penggalangan dana yang tidak mereka laporkan.

Sejumlah anggota senior LDP telah diperiksa, dan beberapa politikus mengundurkan diri di tengah skandal tersebut.

Baca juga: Mantan Menhan Jepang Shigeru Ishiba terpilih menjadi PM baru Jepang
Baca juga: Beijing: pemerintah China tidak mengajarkan rakyatnya membenci Jepang
Baca juga: Tingkat kepuasan terhadap kabinet PM Kishida turun ke level terendah


 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024