“BRIN sendiri sangat terbuka, kalau misal rekan-rekan baik dari industri, lembaga riset yang ada di dalam dan luar negeri, kalau mau kerja sama untuk riset bareng dan menghasilkan teknologi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada, ayo kita siap dan terbuka,” katanya dalam kegiatan diskusi "Riset dan Teknologi untuk Mobilitas Perkotaan yang Inklusif" secara daring, Jumat.
BRIN yang merupakan pusat riset satu-satunya milik pemerintah, menurut dia, bisa dimanfaatkan oleh siapapun asalkan dapat menghasilkan produk yang bisa digunakan dan memiliki kebermanfaatan bagi khalayak.
Terlebih bagi mereka yang sudah melakukan riset terlebih dahulu, dengan akar permasalahan yang sudah ditemukan. Maka, BRIN siap untuk diajak berkolaborasi dalam menuntaskan permasalahan yang sudah mereka riset sebelumnya.
“Dari hasil riset mereka ini, sangat membuka peluang untuk kita mengembangkan lebih lanjut teknologi apa yang bisa kita berikan ke mereka, karena permasalahan sudah ditemukan berarti kita bisa mengembangkan lebih lanjut teknologi apa yang bisa dijadikan untuk mengatasi permasalahan itu,” jelas dia.
Dalam hal ini, dia mencontohkan bahwa permasalahan yang dimiliki oleh penyandang tunanetra adalah kesulitan untuk menemukan jalan. Dalam hal ini, pihaknya siap untuk diajak berkolaborasi dalam memecahkan permasalahan tersebut dengan sumber daya yang mereka miliki saat ini.
“Misalnya saja image processing, teknologi yang mungkin sangat bermanfaat untuk penyandang tunanetra jika mereka kesulitan mengetahui lokasi tempat mereka berada. Jadi, nantinya, contoh, mereka hanya menggunakan HP mereka dan foto asal, lalu mereka mengetahuinya nama lokasi tersebut,” ujar dia.
Dalam hal ini, pihaknya bisa melibatkan periset IT, bahasa dan juga periset transportasi yang dimiliki oleh BRIN. Sehingga, para penyandang tunanetra tidak lagi tersulitkan dalam menemukan lokasi yang mereka cari maupun dengan mudah mengetahui lokasi saat mereka berada.
Baca juga: BRIN beri rekomendasi implementasi ruang terbuka hijau di perkotaan
Baca juga: Periset BRIN: Astronomi telah dipahami orang Sunda sejak zaman dahulu
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024