Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan komitmen lembaganya untuk mencetak 500 doktor muda Indonesia sebelum tahun 2030 dalam rangka menghadapi tantangan perubahan iklim global.

Pernyataan tersebut diungkapkan Dwikorita saat menjadi pembicara dalam forum “1st BMKG International Symposium On Earth and Atmospheric Sciences” yang digelar di University Oxford, Inggris, Jumat.

"Eskalasi tantangan iklim global menuntut kita untuk menjadi pemain dunia. Untuk itu, para sarjana generasi muda BMKG terus didorong menempuh pendidikan ke luar negeri. Mereka tidak bisa hanya berpikir lokal pada lingkup Indonesia saja,” kata dia dalam forum yang diikuti secara daring dari Indonesia itu.

Mantan rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini memaparkan, BMKG dalam dua tahun terakhir telah menginisiasikan program SDM Unggul yang memfasilitasi para pegawai usia milenial meraih beasiswa pendidikan.

Data dari Pusdiklat BMKG mencatat saat ini dari 480 pegawai, sebanyak 137 di antaranya lanjut menempuh pendidikan magister (S2) dan doktor (S3) di dalam negeri dan 343 pegawai yang melanjutkan studi di luar negeri, salah satunya di Oxford University, Inggris.

Maka dari itu, secara khusus Dwikorita menyampaikan apresiasinya atas upaya dari para dosen, ilmuwan di Inggris yang berkenan menerima dan mentransfer ilmu serta pengalaman kepada sainstis muda dari Indonesia.

Dia mengungkapkan, ada banyak harapan dari masyarakat Indonesia yang melekat pada para peserta didik itu, supaya mereka dapat menjadi ahli bidang meteorologi, klimatologi, geofisika, mitigasi bencana dan ketahanan pangan bertaraf internasional yang bermanfaat bagi bangsa dan negaranya.

Terlebih Indonesia saat ini baru memiliki sebanyak 98 doktor per satu juta penduduk berdasarkan data dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) 2013. Menurut dia, jumlah tersebut masih sangat kurang untuk mengantarkan negara yang terdiri atas 11.000 pulau ini menjadi negara yang maju dan berkelanjutan.

Bahkan, lanjutnya, jumlah doktor Indonesia itu masih jauh di bawah Malaysia (509 orang doktor per satu juta penduduk), India (1.410 orang doktor), dan Jepang (6.438 orang doktor) yang mana diketahui puluhan tahun lalu mereka mengirimkan generasi terbaiknya untuk belajar di Indonesia.

"Jadi kesempatan dan kondisi ini harus pula menjadi pemicu untuk bisa lebih bersemangat, tangguh dan konsisten menatap masa depan bangsa kita yang lebih baik," kata Kepala BMKG Dwikorita.

Baca juga: BMKG: Indonesia rasakan fenomena Equinox dua kali dalam setahun
Baca juga: BMKG soroti urgensi mitigasi perubahan iklim hadapi tren kenaikan suhu


Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024