Mojokerto (ANTARA News) - Sendra Tari "Banawa Sekar" mewarnai kegiatan sarasehan budaya "Majapahit Bukan Masa Silam" di Pendopo Agung Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Selasa, Malam.
Wakil Bupati Kabupaten Mojokerto Choirun Nisa, mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk memupuk rasa kecintaan terhadap budaya leluhur khususnya budaya Kerajaan Majapahit.
"Salah satunya manajemen air yang sangat luar biasa sudah diterapkan oleh jaman Kerajaan Majapahit dulu," katanya saat memberikan sambutan di Pendopo Agung Trowulan.
Ia mengatakan, sistem manajemen pengolahan air dari hulu ke hilir sangat terpelihara dengan baik dan bisa meminimalisir terjadinya banjir.
"Hal inilah yang perlu diperhatikan sebagai salah satu budaya bangsa khususnya Kerajaan Majapahit," katanya.
Ia mengatakan, mengacu pada hal inilah sistem tata kota harus diterapkan dengan harapan bisa menanggulangi terjadinya banjir yang saat ini seringkali terjadi di wilayah perkotaan.
"Dengan adanya sistem tata kota yang bagus dan juga didukung sistem pengairan yang bagus seperti pada jaman kerajaan Majapahit, kami yakin masalah banjir yang seringkali terjadi bisa dihindari," katanya.
Sementara itu, Sejarahwan Agus Sunyoto mengatakan, Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan besar dengan manajemen yang cukup bagus.
"Salah satunya dari sistem perdagangan yang mampu menembus hingga ke mancanegara dengan menggunakan kapal laut," katanya.
Ia mengatakan, peradaban yang cukup bagus membuat Kerajaan Majapahit mampu dikenal hingga ke mancanegara dengan segala kemampuan yang ada.
"Seperti halnya dengan pembuatan kapal kayu yang cukup besar pada saat itu mampu mengarungi samudera luas," katanya.
Pada kegiatan itu juga menampilkan seribu orang Izhari dan juga penampilan kiai kanjeng milik Emha Ainun atau Cak Nun. (IDS)
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014