Jadi memang penyakit jantung bawaan ini spektrumnya luas dan setiap penyakit itu berbeda timing operasinya
Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular lulusan Universitas Indonesia (UI) dr William Makdinata Sp BTKV FIATCVS menjelaskan usia ideal anak untuk dilakukan tindakan operasi apabila didiagnosa memiliki penyakit jantung bawaan.
"Jadi memang penyakit jantung bawaan ini spektrumnya luas dan setiap penyakit itu berbeda timing operasinya," katanya dalam sebuah diskusi daring yang dipantau di Jakarta pada Jumat.
Dia mencontohkan, untuk penyakit jantung bawaan jenis Atrial Septal Defect (ASD) di mana terdapat lubang terbuka di antara atrium kanan dan kiri, pada umumnya dilakukan observasi terlebih dahulu hingga usia prasekolah. Apabila tidak terjadi pengecilan signifikan pada lubang antara atrium, barulah dilakukan tindakan intervensi.
Penanganan serupa juga berlaku untuk jenis penyakit jantung bawaan Ventricular Septal Defect (VSD), yakni kondisi adanya lubang pada sekat yang memisahkan bilik kiri dan kanan jantung.
"Tetapi pada kondisi tertentu, seperti yang lebih kompleks yakni CAVSD, di atas tiga bulan itu udah harus kita cepat intervensi. Kalau tidak, resiko dia terjadi hipertensi atau tekanan tinggi pada paru itu tinggi dan kalau sudah berat, biasanya itu bisa tidak bisa operasi lagi," katanya.
Diketahui, Kementerian Kesehatan mengatakan, menurut data perkiraan jumlah, belum terlihat adanya tren peningkatan yang signifikan untuk kasus penyakit jantung bawaan pada bayi baru lahir.
Namun demikian, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, saat ini ada sekitar 12 ribu anak Indonesia yang mengalami kelainan jantung. Oleh karena itu, dia menambahkan, perlu adanya tindakan pertolongan segera, seperti dengan operasi jantung.
Nadia mengatakan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kelainan genetik dari kedua orang tua yang punya penyakit jantun7g, obat-obatan teragogenik. Selain itu, gaya hidup orang tua juga berpengaruh, seperti kebiasaan mengonsumsi obat-obatan herbal, terutama saat kehamilan.
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024