Penggunaan korosi inhibitor berbasis pinang bisa menghemat biaya hingga 27 persen.
Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina EP (PEP) Pendopo Field memperkenalkan kepada mitra binaannya di STL Ulu Terawas, Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan, inovasi memproduksi cairan antikorosi atau antikarat dari ekstrak buah pinang (inhibitor korosi alami) sekaligus untuk mendorong ekspor pinang.

Inisiatif ini merupakan bagian dari pendekatan Creating Shared Value (CSV) atau menciptakan nilai bersama, yang menggabungkan aspek bisnis dengan pemberdayaan masyarakat, kata Senior Manager Pendopo Field I Wayan Sumerta dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Wayan Sumerta mengatakan, penggunaan ekstrak buah pinang sebagai cairan penghambat karat pada logam, tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga lebih ekonomis dibandingkan memakai bahan kimia. Inovasi ini dihasilkan melalui kerja sama pihaknya dengan Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM).

"Penggunaan korosi inhibitor berbasis pinang bisa menghemat biaya hingga 27 persen," ujar Wayan.

Hasil kajian Fakultas MIPA UGM menunjukkan bahwa biaya produksi cairan antikorosi berbasis ekstrak pinang berkisar antara Rp27.268 hingga Rp37.555 per liter, lebih murah dibandingkan cairan inhibitor berbasis bahan kimia yang harganya mencapai Rp51.750 per liter. Inovasi ini sekaligus memberikan dampak ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat.

Selain pengembangan korosi inhibitor, PEP Pendopo Field juga mendorong ekspor pinang lokal untuk meningkatkan pendapatan petani. Melalui kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dan sejumlah desa setempat, perusahaan memberikan pelatihan ekspor kepada kelompok mitra binaannya.

Dengan pelatihan ini, harga pinang yang semula Rp4.000 per kilogram di pasar lokal bisa meningkat hingga Rp6.000 per kilogram di pasar ekspor.

Suhartini, Ketua Kelompok Wanita Tani Melati, menyebutkan bahwa inisiatif ekspor pinang ini memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi petani.

"Melalui ekspor, pendapatan petani meningkat dibandingkan jika hanya menjual di pasar lokal," ujarnya pula.

Community Development Officer PEP Pendopo Field Erwinton Simatupang menambahkan bahwa program ini mencerminkan upaya perusahaan dalam membangun klaster industri lokal melalui pendekatan CSV.

Dengan membuka akses pasar global, masyarakat dapat memperbaiki kualitas produk dan meningkatkan daya saing di pasar internasional.

Camat STL Ulu Terawas Muhammad Pahip mengapresiasi langkah PEP Pendopo Field yang tidak hanya berfokus di Desa Sukakarya, tetapi juga merambah desa-desa lain di Musi Rawas.

"Perusahaan lain dapat menjadikan PEP Pendopo Field sebagai contoh dalam pemberdayaan masyarakat melalui inisiatif sosial dan lingkungan," ujarnya lagi.

Inovasi ini diharapkan dapat menciptakan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat serta memperkuat hubungan antara perusahaan, masyarakat, dan pemerintah dalam mendorong kesejahteraan bersama.
Baca juga: Studi: 45 persen PDE5 Inhibitor Indonesia palsu

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024