Batam (ANTARA) - Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI mengimbau kepada penggiat laut, baik itu nelayan maupun pengemudi kapal angkutan untuk mewaspadai cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di perairan Kepulauan Riau (Kepri), terutama pada akhir tahun.
Pejabat sementara (Pjs) KN Tanjung Datu 301 Lettu Bakamla Peter Dewangga kepada ANTARA dikonfirmasi di Batam, Jumat, mengatakan ada kecenderungan gelombang tinggi di perairan Kepri pada akhir tahun.
“Terkait kecenderungan cuaca ekstrem di bulan ini sampai akhir tahun. Saya mengharapkan penggiat-penggiat laut selalu melihat prediksi cuaca dari BMKG, biasanya prediksi cuaca 7 hari ke depan. Silahkan dipantau selalu, ada keterangan bahwa nanti ombaknya berapa meter, sehingga bisa mengantisipasi untuk para penggiat laut,” kata Peter.
Menurut dia, KN Tanjung Datu 301 selaku unsur dari Bakamla RI selalu melaksanakan sosialisasi kepada penggiat laut tentang keselamatan perairan.
“Jadi kami selalu sampaikan baik melalui 'door to door' maupun di media sosial, selalu menggaungkan bahwasanya keselamatan laut itu penting,” ujarnya.
Baca juga: Bakamla halau 5 kapal ikan China labuh jangkar di Tanjung Berakit
Para penggiat laut, kata dia, diingatkan untuk melengkapi alat keselamatan di kapal, seperti rompi keselamatan (swim vest), pelampung (life bouy) dan lainnya.
“Jangan lupa lengkapi alat keselamatan seperti swim vest, life bouy untuk para penggiat laut yang ada di kapal khususnya,” katanya.
Peter menegaskan, alat keselamatan itu penting dilengkapi di setiap kapal, dan menjadi SOP dimiliki oleh setiap kapal pelayaran. Karena jika tidak dilengkapi peralatan keselamatan tersebut, akan menimbulkan bahaya bila sewaktu-waktu terjadi cuaca ekstrem.
“Jangan menganggap alat-alat tersebut untuk pajangan saja. Tapi benar-benar dipakai dan tahu cara pemakaiannya, karena akan sangat fatal kalau terjadi apa-apa kita tidak mempunyai alat tersebut nanti efeknya akan berbahaya,” ujarnya.
Selain itu, KN Tanjung Datu 301 Bakamla RI juga memiliki Poskodal Bakamla dan hotline yang bisa dihubungi masyarakat perairan apabila mengalami permasalahan di laut, entah kerusakan mesin atau terjebak cuaca ekstrim dapat menghubungi.
“Kami siapkan khusus KN Tanjung Datu 301 yang siaga di Batam. Kami punya hotline siaga 1x24 jam, silahkan kalau ada kejadian atau membutuhkan bantuan atau melihat kejadian-kejadian janggal di laut segera laporkan, kami akan beraksi dan bertindak cepat sesuai laporan masyarakat,” kata Peter.
Terpisah Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam Andini menjelaskan secara klimatologis di akhir dan awal tahun di perairan wilayah Kepri terjadi gelombang tinggi.
Menurut dia, hal itu karena ketinggian gelombang dipengaruhi oleh kecepatan angin fetch (luas wilayah yang memiliki kecepatan angin yang sama). Karena angin yang bertiup saat akhir dan awal tahun adalah angin Monsun utara sehingga angin yang bertiup memiliki kecepatan tinggi.
“Karena angin bertiup di wilayah perairan yang sangat luas, maka terbentuklah gelombang tinggi di wilayah Kepri selama waktu tersebut,” ujarnya.
Baca juga: Bakamla tanam 39 ribu bibit mangrave cegah abrasi wilayah Barelang
Dia mengatakan secara umum angin tersebut akan mempengaruhi tinggi gelombang di seluruh Kepri. Tetapi tentu saja, akan berbeda ketinggian gelombang di antara wilayah perairan Kepri.
“Sebagai contoh biasanya di perairan Natuna gelombangnya akan lebih tinggi dibandingkan perairan Lingga,” paparnya.
Lebih lanjut, Andini menyebut gelombang tinggi berkisar antara 2,50-4,0 meter. Sedangkan, gelombang sangat tinggi berkisar antara 4,0-6,0 meter. Untuk ketinggian gelombang normal yakni kategori rendah 0,5-1,25 meter.
Gelombang tinggi ini, kata dia, terjadi pada periode November-Desember. BMKG rutin memperbaharui data potensi gelombang tinggi di Kepri secara berkala.
Dia menyebut periode akhir tahun, yaitu memasuki bulan November, di wilayah Kepri pergerakan arah angin sudah dipengaruhi oleh pergerakan matahari yang berada di BBS yang menyebabkan angin musim barat, di mana dampaknya pada Kepri arah angin dominan dari Barat Laut dan Timur Laut.
Kondisi angin yang bertiup kencang (Laut Cina Selatan) memasuki wilayah Kepri, menyebabkan gelombang tinggi di wilayah Natuna dan Anambas yang berbatasan dengan laut lepas mengalami gelombang yang cukup tinggi.
“Di mana berdasarkan model rata-rata tinggi gelombang selama 10 tahun di wilayah Natuna dan Anambas mengalami tinggi gelombang maksimal 2,5 meter yang terjadi pada bulan Desember, Januari dan Februari,” kata Andini.
Baca juga: Bakamla geledah tiga kapal tambang pasir ilegal di Perairan Karimun
Baca juga: Bakamla RI serahkan delapan nelayan ke Pemkab Natuna
Baca juga: Pemprov Kepri dan Bakamla jemput delapan nelayan di Malaysia
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024