Mereka saling serang di kawasan Jalan Batu Permata, Tlogomas. Mereka saling lempar batu. Jumlah mahasiswa yang terlibat bentrok bertambah banyak dari semula tidak lebih dari 20 orang.
Syaifuddin, warga di kawasan Tlogomas yang melihat kejadian itu, mengatakan awalnya ada kelompok mahasiswa yang nongkrong dekat taman terapi Tlogomas.
"Tadi malam memang ada yang mbleyer-bleyer sepeda motornya cukup keras dan memekakkan telinga, setelah itu terjadi saling serang dan jumlahnya semakin banyak, bahkan bentrok itu menjadi semakin besar," ujarnya.
Kedua kelompok itu, lanjutnya, lalu saling mengejar hingga ke jalan raya dan puncaknya terjadi penyerbuan di rumah kos Jalan Raya Tlogomas gang 6 yang berlanjut ke gang 8.
Satu truk petugas Brigade Mobil dari Ampeldento, bagian dari Kepolisian Sektor Lowokwaru, Blimbing dan Kedungkandang dikerahkan untuk melerai perkelahian antarmahasiswa tersebut.
Bentrok dan aksi saling lempar batu tidak langsung mereda setelah kedatangan polisi, malah ada beberapa mahasiswa yang megacung-acungkan senjata tajam.
Polisi harus melepaskan tembakan peringatan hingga tiga sampai empat kali untuk mengendalikan massa dan kemudian menangkap sekitar 20 mahasiswa yang terlibat bentrok di Jalan Raya Tlogomas.
Akibat bentrokan itu kaca-kaca rumah kos di Tlogomas gang 6 dan gang 8 hancur dan seorang mahasiswa asal Sumba mengalami luka bacok sehingga harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Syaiful Anwar Malang.
Meski bentrok sudah selesai dan sejumlah mahasiswa ditangkap, puluhan polisi masih berjaga dengan peralatan lengkap di kawasan Jalan Batu Permata dan di rumah kos yang menjadi sasaran pelemparan batu.
"Kami khawatir kalau terjadi bentrok susulan karena balas dendam," ujar seorang petugas kepolisian, Sukadi.
Jumat (23/5) lalu juga terjadi bentrok serupa di Universitas Kanjuruhan Malang. Saat itu mahasiswa asal Sumba dan Ambon bersama-sama melawan mahasiswa asal Kalimantan.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014