Bandung, Jawa Barat (ANTARA) - Direktur Utama PT Pos Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan prangko non-fungible token (NFT) merupakan barang koleksi yang nilainya bisa terus naik, sehingga bisa digunakan sebagai instrumen investasi.
"Ini kan barang koleksi, jadi itu salah satu cara orang yang punya minat terhadap mengoleksi sesuatu dan itu makin lama makin naik nilainya. Jadi itu bisa dipakai sebagai instrumen investasi," ujar Faizal usai upacara peringatan Hari Bhakti Postel ke-79 di Kantor Pusat PT Pos Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Menurut dia, prangko NFT dari PT Pos Indonesia merupakan terobosan baru yang membuka peluang baru bagi generasi muda untuk terlibat dalam kegiatan koleksi yang kini lebih mudah diakses dan bernilai tinggi.
Faizal menuturkan, ide untuk menerbitkan prangko NFT berawal dari tergabungnya PT Pos Indonesia dalam organisasi Kesatuan Pos Sedunia (Universal Postal Union), di mana beberapa negara Eropa serta Malaysia dan Thailand sudah lebih dulu meluncurkan prangko NFT.
Baca juga: Prangko NFT pertama di Indonesia diluncurkan di Hari Bhakti Postel
Baca juga: Peruri meluncurkan prangko seri khusus sambut Paus Fransiskus ke RI
"Pada saat itu saya pikir kenapa kita enggak masuk ke situ? Tidak ada yang tidak mungkin. Akhirnya kita benchmark ke beberapa negara termasuk Belanda, untuk kemungkinan-kemungkinan menerbitkan prangko NFT," ujar Faizal.
Ia mengatakan PT Pos Indonesia akhirnya memutuskan untuk ikut serta dalam tren global tersebut. Dengan menjalin kerja sama dengan platform blockchain asal Belanda, prangko NFT pertama Indonesia akhirnya terbit.
Burung Cenderawasih dipilih sebagai tema prangko karena burung khas Indonesia ini telah menjadi favorit di kalangan kolektor prangko internasional.
Faizal menyebut seri flora dan fauna, khususnya yang mewakili kekayaan alam Indonesia, selalu menarik perhatian kolektor dari luar negeri, sehingga burung Cenderawasih terpilih sebagai tema untuk prangko NFT di Indonesia.
Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa keunggulan prangko NFT ini tidak hanya terletak pada aspek digitalnya. Setiap perangko juga memiliki versi fisik dengan nomor seri yang terhubung dengan catatan blockchain, sehingga membuatnya unik dan tidak dapat dipalsukan.
Nomor seri yang tercatat di blockchain memberikan keamanan bagi kolektor, sehingga mereka lebih mudah untuk memperdagangkannya.
"Kalau prangko biasanya kan enggak ada serinya, nah sekarang prangko itu dikasih seri kayak uang, nomor serinya itu disimpan di blockchain. Jadi kalau saya kolektor prangko NFT, maka prangko itu bisa saya trading, bisa saya jual belikan dan ada serinya sehingga tidak bisa dicopy," ujar Faizal.
"Misalnya ada yang palsu, mencoba memproduksi memperbanyak, itu tidak bisa karena setiap prangko sekarang ada kode seri kayak uang gitu jadi unik. Itulah kelebihan perangko NFT dibandingkan prangko biasa," sambung dia.
Masyarakat dapat memperoleh prangko NFT ini melalui situs resmi PT Pos Indonesia. Namun, Faizal mengatakan bahwa prangko ini dicetak dalam jumlah terbatas.
Dengan jumlah yang terbatas, prangko ini diharapkan menjadi barang koleksi yang semakin langka dan bernilai tinggi di masa mendatang.
Lebih lanjut Faizal mengatakan bahwa hadirnya prangko NFT ini juga mendukung upaya pelestarian lingkungan.
Dengan bentuk digitalnya, prangko ini turut serta mengurangi penggunaan kertas. Menurutnya, hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi anak muda yang peduli terhadap lingkungan dan cenderung beralih ke format digital.
"Itulah kenapa yang beli NFT itu kebanyakan anak muda yang cinta lingkungan karena melihat fisikal itu merusak lingkungan. Jadi mereka go digital, apalagi yang native digital itu sudah pasti tidak mau membeli barang yang dipersepsikan merusak lingkungan," ujarnya.
Prangko non-fungible token (NFT) pertama di Indonesia diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Bhakti Postel (pos dan telekomunikasi) ke-79 yang digelar di Kantor Pusat PT Pos Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Jumat.
Baca juga: PT Pos populerkan prangko Indonesia di mata dunia melalui pameran
Baca juga: Kemenkominfo sosialisasikan nilai manfaat prangko kepada generasi muda
Baca juga: Indonesia terbitkan prangko khusus bergambar naga
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024