Dari proses evakuasi dan penyelamatan secara manual hingga pukul 13.40 WIB telah ditemukan 15 korban meninggal dunia
Padang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Solok, membenarkan 15 orang meninggal dunia akibat tertimbun longsor eks tambang emas di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar).
"Dari proses evakuasi dan penyelamatan secara manual hingga pukul 13.40 WIB telah ditemukan 15 korban meninggal dunia," kata Kepala BPBD Kabupaten Solok Irwan Effendi saat dihubungi di Padang, Jumat.
Ia mengatakan dari 15 korban meninggal dunia tersebut, sebanyak empat korban telah berhasil dievakuasi ke lokasi sementara, kemudian sisanya hingga kini masih berada di lokasi kejadian.
Baca juga: BPBD Solok bersama warga bangun rumah darurat untuk korban longsor
"Selain korban meninggal dunia, tim juga telah mengevakuasi tiga korban luka berat," kata dia
Berdasarkan data sementara yang dihimpun BPBD Kabupaten Solok, diduga terdapat 25 orang yang masih terjebak di sekitar lokasi tambang emas tersebut.
Ia menjelaskan kejadian nahas tersebut terjadi pada Kamis (26/9) sore. Longsor itu terjadi di lubang bekas galian tambang lama di Nagari Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok.
Baca juga: Polda selidiki kasus longsor tambang emas ilegal di Solok Selatan
Kondisi medan yang sulit dan tidak bisa diakses oleh kendaraan roda empat maupun roda dua, kata dia, menjadi tantangan tim BPBD dan relawan untuk mengevakuasi korban. Bahkan untuk jarak tempuh jika berjalan kaki ke lokasi longsor diperkirakan memakan waktu hingga delapan jam dari pusat nagari atau akses yang bisa ditempuh kendaraan bermotor.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Solok telah mengirim tujuh ambulans ke lokasi bencana untuk membantu proses evakuasi korban. Selain itu Forkopimda setempat telah berkoordinasi untuk penanggulangan bencana tanah longsor.
Baca juga: Anggota Polres Solok Selatan meninggal saat razia tambang emas liar
Baca juga: Legislator: Sumbar segera tertibkan tambang emas liar di Solok Selatan
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024