Jerusalem (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Emmanuel dan Miriam Riva, pasangan Israel yang terbunuh dalam penembakan pada Sabtu (24/5) di Museum Yahudi di Brussels, Belgia, memangku jabatan diplomatik dan keamanan intelijen di layanan sipil negerinya.
Peristiwa tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka mungkin telah menjadi sasaran pembunuhan, demikian laporan media Israel.
Pasangan yang tinggal di Tel Aviv, Israel, itu memiliki dua putri remaja. Mereka kembali ke Israel dua tahun lalu setelah penugasan selama empat tahun di Berlin. Emmanuel menjadi wakil konsul Israel di Berlin, demikian laporan surat kabar Israel Yediot Ahronot edisi Senin (26/5).
Emmanuel juga pernah bekerja untuk Nativ, atau Biro Penghubung Israel, satu badan pemerintah negeri itu yang secara rahasia mendorong imigrasi Yahudi ke Israel dari republik bekas Uni Sovyet. Yadiot Ahronot mengaku mengutip keterangan salah seorang pejabat Israel.
Surat kabar itu juga melansir, Miriam pernah bekerja untuk Kantor Perdana Menteri di Jerusalem, salah satu bentuk penugasan semu yang digunakan oleh beberapa anggota masyarakat intelijen.
Teori persekongkolan seputar kematian mereka mencuat setelah beberapa media Israel mengutip beberapa teman dari pasangan yang keduanya berusia 50 tahun tersebut. Para mitranya mengatakan, Emmanuel dan Miriam bekerja sebagai akuntan untuk satu organisasi pemerintah.
Menurut Yadiot Ahronot, pemerintah di Israel masih harus menerima bukti bahwa pasangan tersebut secara khusus menjadi sasaran dalam serangan pembunuhan terencana, yang mengguncang masyarakat Yahudi di seluruh Eropa.
Pemerintah Belgia telah mengumumkan kasus itu mungkin termasuk "serangan anti-Semit".
(Uu.C003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014