wilayah terdampak kekeringan per hari ini tersisa delapan kecamatan

Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menurunkan status kebencanaan daerah dari semula tanggap darurat menjadi masa transisi berlaku mulai hari ini dengan pertimbangan penurunan area terdampak secara signifikan.

Masa tanggap darurat bencana kekeringan di Kabupaten Bekasi itu ditetapkan sejak 30 Agustus hingga 12 September dengan dua kali perpanjangan yakni pada periode 13-19 September serta 20-26 September 2024.

"Di masa transisi ini pemerintah daerah tetap melanjutkan upaya penanganan bencana melalui distribusi bantuan air bersih serta mengatasi lahan pertanian terdampak," kata Penjabat Bupati Bekasi Dedy Supriyadi di Cikarang, Jumat.

Ia mengatakan selama pemberlakuan masa transisi ini pemerintah daerah juga terus memperbarui data kondisi terkini di lapangan melalui evaluasi rutin pada setiap kegiatan penanganan bencana kekeringan.

"Kita tetap melakukan monitoring dan tetap mengevaluasi terkait perkembangan penanganan kekeringan untuk hari-hari berikutnya," katanya.

Dedy menyatakan berdasarkan hasil evaluasi terkini, perkembangan penanganan bencana kekeringan melalui rencana aksi daerah yang dilaksanakan secara gotong royong oleh jajaran perangkat daerah maupun unsur terkait sudah berjalan dengan baik.

Baca juga: Pemkab Bekasi perpanjang status tanggap darurat kekeringan
Baca juga: Pemkab Bekasi kembali distribusikan air bersih di delapan kecamatan

Salah satu rencana aksi daerah yang dijalankan secara masif adalah kegiatan normalisasi aliran sungai yang mengalami penyumbatan dan sedimentasi dengan hasil penanganan yang sudah bisa dirasakan masyarakat khususnya para petani pada lahan berstatus terancam kekeringan.

"Alhamdulillah progres yang luar biasa, capaian kegiatan normalisasi sudah signifikan, bahkan ada yang sudah mendekati 100 persen pelaksanaan. Tentu ini sangat positif, dari hasil analisa, wilayah kecamatan terdampak kekeringan di Kabupaten Bekasi pun semakin berkurang," katanya.

Dia memastikan kegiatan normalisasi tersebut akan terus dilakukan dengan pengawasan penuh terutama pada wilayah-wilayah terdampak kekeringan berdasarkan pantauan serta pembaruan data luas area pertanian terkena dampak.

Kemudian rencana aksi menyangkut distribusi bantuan air bersih yang dilakukan secara optimal hingga dalam beberapa hari terakhir sudah tidak ada permohonan warga di sejumlah wilayah berstatus terdampak kekeringan.

Baca juga: Normalisasi irigasi selamatkan 360 hektare sawah kritis di Bekasi
Baca juga: BPBD Bekasi bersama PMI salurkan bantuan air bersih

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kabupaten Bekasi Dodi Supriadi mengatakan penanganan bencana kekeringan sudah menunjukkan hasil yang signifikan, termasuk dampak positif normalisasi sehingga pasokan air bisa masuk ke areal persawahan.

"Hasil rapat evaluasi, Pak Bupati sudah menetapkan masa transisi. Tapi kita tetap melayani pengiriman air bila ada permintaan," ucapnya.

Dodi menyebutkan hingga berakhir masa tanggap darurat kekeringan, total bantuan air bersih yang sudah didistribusikan mencapai lebih dari 3 juta liter.

"Untuk wilayah terdampak kekeringan per hari ini tersisa delapan kecamatan dari sebelumnya 11 kecamatan, turun sangat signifikan. Untuk lahan pertanian, sebagian besar juga sudah dapat teraliri air," kata dia.

Baca juga: DKPP Bantul: Kekeringan berdampak pada lahan pertanian di Dlingo
Baca juga: Pemkot Makassar siapkan 5 juta liter air setiap hari untuk warga
Baca juga: Polisi salurkan bantuan air bersih kepada masyarakat di Lombok Tengah

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024