Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis patologi klinik dari Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia dr. Andrew, Sp.PK melarang orang-orang meminum kopi, teh dan minuman beralkohol sebelum menjalani tes darah di laboratorium.
"Yang harus dihindari selama 24-48 jam sebelum pengambilan sampel darah adalah minum kopi, teh, alkohol, merokok karena kandungan seperti kafein mempengaruhi analit-analit (senyawa kimia target analisis)," kata dia di Jakarta, Jumat.
Merujuk studi, kopi juga bersifat diuretik yang berarti akan meningkatkan frekuensi buang air kecil dan ini dapat menyebabkan dehidrasi. Semakin sedikit seseorang terhidrasi, maka semakin sulit bagi tenaga kesehatan menemukan pembuluh darah vena untuk pengambilan darah.
Orang yang akan menjalani tes darah biasanya diminta dokter untuk berpuasa selama 8-12 jam. Puasa sebelum tes darah tertentu dilakukan untuk membantu memastikan hasil tes akurat.
Baca juga: Tes darah untuk mengetahui HIV tak cukup sekali tapi tiga kali
Baca juga: Nunung jalani tes rambut dan darah untuk uji penggunaan narkotika
Namun, kata Andrew, boleh tetap minum air karena air tidak mempengaruhi hasil tes darah dan agar tetap terhidrasi. Air juga dapat memudahkan orang yang mengambil darah untuk menemukan pembuluh darah.
Selain tentang berpuasa, dia juga menyebutkan tentang kemungkinan terjadinya memar atau kebiruan pada tempat pengambilan darah. Kondisi ini wajar dan tidak perlu terburu-buru mencari pertolongan medis.
"Setelah pengambilan darah mungkin terbentuk bekuan, memar atau kebiruan. Memar yang baik. Gerakkan saja, jangan memberikan agen trombolitik (guna memecah gumpalan darah)," kata Andrew.
Namun, dia menyarankan orang segera berkonsultasi dengan dokter apabila muncul nyeri hebat, lokasi pengambilan darah terasa panas dan terkena demam.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024