Jakarta (ANTARA) - Kiprah bermusik yang tengah memuncak dari band rock Rebellion Rose dan penyanyi folk Fanny Soegi rupanya membuat penasaran para ‘jaksa’ dari program “DCDC Pengadilan Musik”, dua musisi dari aliran yang berbeda ini bakal dicecar dan dimintai keterangan perihal perjalanan bermusiknya.
DCDC Pengadilan Musik untuk Fanny Soegi dan Rebellion Rose ini bakal digelar bertempat di VOC Inlander Koffiehuis, Kota Bandung.
Rebellion Rose akan disidang lebih dulu dalam DCDC Pengadilan Musik edisi ke-58 pada Jumat, dan berselang kemudian Fanny Soegi di edisi ke-59 pada Jumat (11/10) mendatang.
“Rebellion Rose dan Fanny Soegi, dua musisi beda genre ini belakangan memang sedang ramai di kalangan pecinta musik. Karya musik mereka juga banyak didengar dan memberikan influence untuk banyak orang, sehingga dinilai layak untuk dipanggil dan disidangkan tentang musikalitas mereka di DCDC Pengadilan Musik,” kata Agus Danny Hartono selaku Perwakilan DCDC dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat.
Baca juga: Mundur dari Soegi Bornean, Fanny klaim Asmalibrasi dan tujuh lagu
Baca juga: DCDC Ngabuburit Extra 2024 berlabuh di Bandung
DCDC Pengadilan Musik adalah program yang digelar dalam rangka mengkaji karya-karya para pelaku musik yang berkembang di industri musik Indonesia.
DCDC Pengadilan Musik juga menjadi wadah apresiasi karya-karya dari para musisi tanah air, yang dikemas dengan konsep persidangan.
Kemasan DCDC Pengadilan Musik tidak sepenuhnya serius, selingan canda dari setiap perangkat sidang bakal turut meramaikan suasana.
Di edisi persidangan yang ke-58, DCDC Pengadilan Musik memanggil Rebellion Rose, band asal Yogyakarta yang terbentuk pada 2008 ini dianggap membuat ‘ulah’ dengan berbagai karya musik mereka yang dinilai mampu diterima dan menaklukkan para pecinta musik rock.
Band yang karya musiknya banyak mengusung tema kebersamaan dan memperjuangkan suara minoritas ini juga baru saja merilis single anyar bertajuk ‘Dengan Tangan di Dada Ini Janjiku Padamu’.
Mengetahui bakal ‘diseret’ ke DCDC Pengadilan Musik, para personil Rebellion Rose justru mengaku siap menghadapi tantangan dari para perangkat persidangan.
Fyan Sinner sang vokalis, menyebut akan berjuang untuk mempertahankan setiap idealisme mereka dalam bermusik.
“Enggak ada pilihan lain. Kami siap untuk memberikan klarifikasi dan mempertahankan semua idealisme kami dalam bermusik,” ungkap Fyan Sinner.
Di edisi berikutnya, giliran Fanny Soegi yang mendapat giliran menghadapi persidangan.
Kiprah penyanyi folk ini dianggap ‘meresahkan’, lantaran karakter vokalnya yang khas, musik yang syahdu dan lirik yang puitis, serta punya pesona yang memikat.
Sejak memutuskan hengkang dari band dan menjadi solois, kini Fanny baru saja melepas single baru ‘Dharma’ dan ‘Arutala’.
Adapun, DCDC Pengadilan Musik juga akan disiarkan melalui tayangan live streaming di kanal Youtube DCDC TV https://www.youtube.com/@DCDCofficial serta di website www.dcdc.id.
Baca juga: DCDC Ngabuburit Extra 2024 hadir lagi sebagai teman Ramadhan kaum muda
Baca juga: Festival musik vs konser: Apa perbedaannya?
Pewarta: Putri Hanifa
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024