Jakarta (ANTARA) - Juara dunia bertahan MotoGP Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) mengatakan fokus ke Grand Prix Indonesia dan segera melupakan kegagalan di Grand Prix Emilia-Romagna, dimana ia tak berhasil membawa pulang satu pun poin.
Salah satu fokus utama Bagnaia adalah dari sisi teknis. Ia menilai karakteristik SIrkuit Internasional Mandalika memerlukan pendekatan yang berbeda dari balapan sebelumnya.
“Ya, karena ini adalah trek yang saya sukai, trek ini sedikit berbeda dari yang biasa kami gunakan dalam hal cengkeraman karena lebih sedikit, dan kami harus membiasakan diri secepatnya. Ini trek yang bagus, dan saya menyukainya dan berpikir kami bisa sangat cepat di sini,” ungkap Bagnaia, dikutip dari keterangan resmi MotoGP, Jumat.
Hal lain yang membuatnya tidak sabar untuk segera menjajal Mandalika untuk ketiga kalinya adalah kehadiran para penggemar MotoGP Indonesia yang ia nilai sangat antusias.
“Anda tiba di sini dan merasa seperti seorang bintang; orang-orang melihat Anda seperti pahlawan, dan itu adalah perasaan yang fantastis, gairah mereka terhadap olahraga kami tidak dapat dipercaya,” kata pembalap yang akrab disapa Pecco itu.
“Jika saya memeriksa pengikut Instagram saya, persentase tertinggi orang yang mengikuti saya berasal dari Indonesia, jadi itu sesuatu yang luar biasa, dan saya menyukai mereka karena gairah mereka terhadap olahraga kami,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu, rangkaian Grand Prix Indonesia akan dimulai hari ini, Jumat (27/9) pada pukul 09.45 WIB untuk sesi latihan bebas pertama, dan pukul 14.00 WIB untuk sesi latihan.
Pada Sabtu (28/9), akan bergulir sesi latihan bebas kedua pukul 09.10 WIB. Kemudian diikuti oleh sesi kualifikasi dan Sprint yang masing-masing digelar pada pukul 09.50 WIB dan 14.00 WIB.
Balapan utama Grand Prix Indonesia sendiri bakal diadakan Minggu (28/9) pada pukul 14.00 WIB.
Baca juga: Profil Francesco "Pecco" Bagnaia
Baca juga: Bagnaia gunakan motor Ducati Scrambler Nightshift untuk harian
Baca juga: Pecco ingin raih posisi start yang lebih baik di GP Mandalika
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024