Jakarta (ANTARA News) - Sejak melakukan debut Piala Dunia pada 1966, Portugal telah menorehkan grafik naik-turun dalam lima kali penampilannya di ajang sepak bola terbesar ini.
Sukses menduduki peringkat ketiga pada Piala Dunia 1996 di Inggris, Portugal tidak mampu lolos dari fase grup pada Piala Dunia 1986 dan Piala Dunia 2002. Torehan prestasi mereka membaik dengan menghuni peringkat keempat pada Piala Dunia 2006, untuk kemudian kembali terpuruk pada Piala Dunia 2010, saat mereka hanya mampu mencapai putaran 16 besar.
Portugal bahkan nyaris tidak lolos ke Brazil 2014 akibat hanya menduduki peringkat kedua di kualifikasi Grup F zona Eropa, kalah satu angka dari Rusia yang menjadi juara grup. Namun mereka mampu mengungguli Swedia pada dua pertandingan "playoff", menang 1-0 saat menjadi tuan rumah dan unggul 3-2 saat menjalani pertandingan kedua di Swedia pada November silam.
Pahlawan Portugal pada kedua pertandingan "playoff" itu adalah mega bintang sekaligus kapten tim Cristiano Ronaldo. Pemain Real Madrid ini membawa negaranya melenggang ke Brazil melalui keempat gol yang dibukukannya pada kedua pertandingan tersebut.
Trigol pada pertandingan kedua di Stockholm memainkan peran besar bagi datangnya gelar Pemain Terbaik Dunia yang kemudian diperoleh Ronaldo pada 2013, lima tahun setelah ia untuk pertama kalinya mendapatkan penghargaan yang sama.
Hasil undian membawa Portugal menghuni Grup G yang kerap disebut grup neraka, di mana mereka akan berkompetisi dengan tim kaya sejarah Jerman, kuda hitam Afrika Ghana, dan Amerika Serikat.
Bagaimanapun, dengan dipimpin Ronaldo, mereka seharusnya percaya diri mampu melaju dari fase grup.
Kontribusi Ronaldo
Sejak namanya melesat di sepak bola internasional dengan memperkuat Portugal pada Piala Eropa 2004, Ronaldo telah mencapai satu final, dua semifinal, satu perempat final, dan kalah dari tim juara Spanyol di babak 16 besar pada Piala Dunia 2010, dari lima kali partisipasinya di ajang utama.
Selain itu, seandainya Portugal finis di peringkat kedua di bawah Jerman, terdapat motivasi besar bagi Ronaldo untuk potensi bertemu dengan sosok yang kerap dibanding-bandingkan dengan dirinya, Lionel Messi, yang memperkuat Argentina pada perempat final.
Turnamen tahun ini juga akan menandai salah satu kehilangan terbesar bagi publik sepak bola Portugal, karena Piala Dunia 2014 berlangsung hanya beberapa bulan setelah kematian legenda mereka Eusebio.
Ronaldo belakangan menjadi pencetak gol terbanyak untuk timnya dengan torehan dua gol saat melawan Kamerun pada pertandingan persahabatan yang dimainkan Maret, untuk total mencatatkan 49 gol dari 110 penampilan.
Bagaimanapun, sinar Ronaldo pada turnamen utama belum pernah secerah yang diperlihatkan Eusebio, saat sosok berjuluk "Panther Hitam" itu mencetak sembilan gol untuk membawa Portugal menduduki peringkat ketiga di Piala Dunia Inggris 1966.
Dibandingkan Messi atau rekan setimnya di Barcelona Neymar, Ronaldo memiliki keuntungan karena tekanan di level timnas jauh berbeda dengan di level klub. Di saat Messi dan Neymar memanggul harapan besar dari public Argentina dan Brazil, Portugal masih dianggap kalah kelas dari tim besar Eropa lainnya seperti Jerman dan Spanyol.
"Kami tidak memiliki tekanan karena kami bukanlah favorit, itu adalah hal yang bagus," ucapnya belakangan ini seperti dikutip AFP.
"(Tim-tim) favorit adalah Brazil, Spanyol, Argentina, dan Jerman, yang kami hadapi pada pertandingan pertama di fase grup yang sulit."
Bagaimanapun, dengan kepercayaan diri untuk menorehkan kesuksesan terbesar dalam kariernya, Ronaldo bertekad mengatasi semua hambatan dan membawa pulang trofi Piala Dunia pertama bagi negaranya.
"Memenangi Piala Dunia akan memahkotai kejayaan pada karier saya. Pertama, kami harus melewati fase grup, dan kita lihat saja setelah itu," kata Ronaldo.
Dua pemain muda
Pelatih timnas Portugal Paulo Bento mengandalkan sebagian besar pemain yang telah turut memperkuat timnya pada fase kualifikasi, namun secara mengejutkan dua pemain termuda di tim ini didaftarkan Bento pada tim final untuk Piala Dunia yang dihuni 23 pemain.
Andre Almeida (23), yang baru dua kali memperkuat timnas, dipanggil Bento karena ia merupakan pemain serba bisa yang dapat difungsikan sebagai bek kanan, bek kiri, dan gelandang bertahan, serta tampil begitu bagus saat memperkuat tim juara Liga Portugal Benfica.
Sementara itu, gelandang kreatif Rafa (21), yang baru satu kali memperkuat timnas ketika Portugal menang 5-1 atas Kamerun pada Maret, bersinar saat membela tim papan tengah Braga.
Saat memangkas 30 anggota tim sementara menjadi 23 pemain tim final, Bento mencoret tujuh nama yakni Anthony Lopes, Antunes, Rolando, Andre Gomes, Joao Mario, Ivan Cavaleiro, dan Ricardo Quaresma.
"Setiap keputusan yang saya ambil pada situasi-situasi seperti ini merupakan hal sulit, namun kriteria kami adalah taktik-teknik, terhubung dengan sistem permainan kami, dan fleksibel untuk mengubahnya," kata Bento.
"Nama-nama ini, bagi saya, menyajikan kualitas pada sisi teknik, taktik, dan fisik, serta dedikasi untuk menjalaninya sepanjang kompetisi."
Tim Portugal untuk Piala Dunia:
Kiper: Beto (Sevilla FC), Rui Patricio (Sporting Clube de Portugal), Eduardo (SC Braga).
Bek: Andre Almeida (SL Benfica), Bruno Alves (Fenerbahce SK), Fabio Coentrao (Real Madrid CF), Pepe (Real Madrid CF), Joao Pereira (Valencia CF), Ricardo Costa (Valencia CF), Neto (FC Zenit).
Gelandang: Joao Moutinho (AS Monaco FC), Miguel Veloso (FC Dynamo Kyiv), Raul Meireles (Fenerbahce SK), Roben Amorim (SL Benfica), William Carvalho (Sporting Clube de Portugal), Rafa (SC Braga).
Penyerang: Cristiano Ronaldo (Real Madrid CF), Eder (SC Braga), Hlder Postiga (SS Lazio), Hugo Almeida (Besiktas JK), Nani (Manchester United FC), Silvestre Varela (FC Porto), Vieirinha (VfL Wolfsburg).
Pewarta: A Rauf
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014