Jakarta (ANTARA) - Coco Gauff memperkuat jajaran tim pelatih hingga akhir musim dan tahun depan dengan menggandeng Brad Gilbert setelah US Open dan kini menambahkan Matt Daly sebagai pelatih bersama pelatih lamanya, Jean-Christophe ("JC") Faurel.
Daly, 45 tahun, belum lama ini melatih Denis Shapovalov di ATP Tour musim lalu. Gauff mulai bekerjasama dengan Daly seminggu sebelum terbang ke Beijing untuk China Open.
"Saya sangat gembira. Saya pikir ini mungkin akan terlihat seperti tahun depan juga. Saya sangat gembira dengan perubahan baru dan mudah-mudahan dapat meningkatkan bagian lain dari permainan saya," kata Gauff, seperti disiarkan laman resmi WTA, Kamis.
"Bekerja dengan Brad benar-benar hebat dan jelas kami memiliki kemitraan yang hebat. Saya rasa sudah waktunya untuk melakukan pengaturan ulang, penyegaran, dan menambahkan beberapa hal dalam permainan saya yang menurut saya perlu saya lakukan untuk menjalani musim yang lebih baik tahun depan."
Prioritas utama Gauff dan timnya adalah memperbaiki servisnya. Awal bulan ini, ia berupaya keras mempertahankan gelar US Open di babak keempat melawan Emma Navarro. Ia melakukan 19 kesalahan ganda dalam kekalahan tersebut.
"Ada bagian lain dari permainan saya yang ingin saya latih juga, tetapi fokus saat ini adalah servis," ujar Gauff.
"Saat saya melakukan servis dengan baik, saya bermain dengan cukup baik. Bagi saya, itulah dasar permainan saya."
Jangan harap melihat gerakan servis baru dari Gauff pekan ini. Ia menggambarkan perubahan baru itu "halus" tetapi ia sudah melihat perbedaan yang nyata dalam latihan, tinggal melihat hasil tersebut dalam kondisi pertandingan.
"Sedikit yang telah kami lakukan telah membuat peningkatan drastis dibandingkan dengan tiga minggu lalu," kata Gauff.
"Pada titik ini, tidak ada banyak perubahan, seperti melakukan perubahan teknik secara menyeluruh atau mengatur ulang semuanya. Hanya hal-hal kecil yang, jika saya melakukannya selama sepekan sekarang, akan membantu saya."
Baca juga: Juara bertahan Coco Gauff tersingkir dari US Open
Semifinalis di Beijing tahun lalu itu menempati unggulan keempat pada tahun ini. Ia akan menghadapi petenis Prancis Clara Burel pada babak pertama Jumat (27/9).
Petenis berusia 20 tahun itu memasuki tur Asia di peringkat enam pada Race to the WTA Finals. Ia berusaha mengamankan tempat di WTA Finals ketiganya berturut-turut.
"Saya tidak pernah merasa tertekan untuk mencapai Final kecuali tahun pertama ketika saya berusaha untuk mencapainya," ujar Gauff.
"Tahun ini, akan sangat menyenangkan untuk lolos dan menjalani Final yang terorganisasi, tetapi saya juga tidak berusaha memberikan terlalu banyak tekanan karena ini adalah pengaturan kepelatihan baru dan saya menambahkan banyak hal. Turnamen ini, kami memulai pramusim lebih awal."
"Jadi saya tidak terlalu memikirkannya. Jika itu terjadi, itu bagus. Jika tidak, saya akan mendapatkan liburan lebih awal. Itu sama-sama menguntungkan. Namun, semua orang ingin mencapai delapan besar, jadi itu akan menyenangkan."
Tahun lalu, Gauff tiba di Beijing dalam keadaan kelelahan setelah perjalanannya yang melelahkan untuk meraih gelar Grand Slam pertamanya di New York. Tahun ini, ia memiliki semangat ekstra.
"Saya melakukan lebih banyak hal kali ini," kata Gauff.
"Tahun lalu, saya sangat lelah sehingga saya tidak melakukan apa pun. Kali ini saya menyesuaikan diri dengan jauh lebih cepat dan saya benar-benar melakukan kunjungan ke Great Wall dan Forbidden City, yang sangat menyenangkan."
"Saya bisa menghabiskan dua pekan di rumah sehingga saya merasa segar kembali. Berharap untuk menyelesaikan musim ini dengan baik."
Baca juga: Juara bertahan Swiatek mundur dari China Open karena alasan pribadi
Baca juga: Sinner ingin terus berkembang meski berada di musim terbaiknya
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2024