Ankara (ANTARA) - Partai Liberal Demokrat (LDP) yang berkuasa di Jepang akan mengadakan pemilihan kepemimpinan pada Jumat, 27 September 2024, untuk memilih pengganti Perdana Menteri Fumio Kishida.

Kishida, yang masa jabatan tiga tahunnya berakhir bulan ini, telah memastikan tidak akan mencalonkan diri lagi, sehingga membuka jalan bagi pemimpin baru partai tersebut.

Perdana menteri petahana, yang menjabat sejak Oktober 2021, akan mundur di tengah skandal dana politik dan kontroversi terkait hubungan Gereja Unifikasi dengan anggota parlemen dari partai yang berkuasa.

Meskipun telah berusaha untuk mereformasi partai, termasuk membubarkan faksi-faksi, peringkat persetujuan Kishida merosot hingga 20 persen.

Sebanyak sembilan kandidat, termasuk dua wanita, bersaing untuk menggantikan Kishida sebagai perdana menteri, karena kedua majelis parlemen dikuasai oleh LDP dan mitra koalisinya, Partai Komeito.

Jika tidak ada kandidat yang memenangkan mayoritas langsung dari 734 suara, 367 dari anggota parlemen LDP dan 367 dari anggota akar rumput, putaran kedua pemilihan akan diadakan pada hari yang sama antara dua kandidat teratas.

Pada putaran kedua, anggota parlemen akan kembali memberikan 367 suara, sementara anggota akar rumput akan memberikan 47 suara, satu untuk setiap prefektur di Jepang.

Siapa Saja Kandidatnya?

Saat para calon mengungkapkan visi mereka untuk ekonomi terbesar keempat di dunia itu, pembaruan partai menjadi janji umum, selain upaya mengatasi krisis biaya hidup yang meningkat dan ancaman keamanan dari China dan Korea Utara.

Mantan Menteri Pertahanan Shigeru Ishiba, Menteri Luar Negeri Yoko Kamikawa, dan Shinjiro Koizumi putra dari Junichiro Koizumi, seorang reformis dan salah satu perdana menteri paling populer di era pascaperang, disebut-sebut sebagai kandidat favorit dalam perebutan kepemimpinan LDP.

Ishiba (67) seorang pakar kebijakan di bidang keamanan, pertanian, dan revitalisasi daerah, mencalonkan diri untuk kelima kalinya, menyebutnya sebagai "puncak" karier politiknya selama 38 tahun.

"Dalam menghadapi ketidakpercayaan publik terhadap politik, saya akan melakukan segala upaya sebagai presiden untuk mencapai titik di mana partai kami telah menjelaskan diri sepenuhnya dan rakyat Jepang merasa yakin," kata Ishiba dalam penampilan bersama di televisi dengan para kandidat lainnya.

Koizumi (43), bintang baru di LDP, meskipun dianggap oleh beberapa pihak kurang berpengalaman dibandingkan Ishiba namun ada yang melihat potensinya untuk naik ke tampuk kekuasaan, dengan janji melanjutkan tiga reformasi dalam setahun.

Berjanji untuk mengubah LDP yang "kuno" dan mempercepat reformasi untuk membuat pasar kerja lebih fleksibel, Koizumi mengatakan bahwa jika terpilih, ia akan mengadakan pemilu dini untuk mendapatkan mandat publik.

Kamikawa (71), adalah salah satu dari dua kandidat perempuan. Bersama dengan Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi, dia berasal dari faksi yang kini sudah tidak aktif yang berisikan anggota parlemen moderat dan telah menghasilkan lima perdana menteri, termasuk Kishida.

Menteri Digital yang vokal, Taro Kono (61), termasuk di antara yang pertama mengumumkan pencalonannya, berjanji untuk memulihkan citra partai.

Sebagai politisi nonkonformis yang ahli menggunakan media sosial, dia sebelumnya kalah dalam putaran kedua melawan Kishida pada tahun 2021.

Mantan menteri luar negeri dan pertahanan itu pekan lalu mengatakan bahwa para kandidat LDP harus membahas "bagaimana dunia seharusnya, bukan hanya Jepang," mengacu pada situasi keamanan yang semakin intens akibat "rezim diktator" seperti China dan Rusia.

Sosok lain yang dikenal dalam perebutan ini adalah tangan kanan Kishida, Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi, yang mencalonkan diri untuk kedua kalinya demi meraih jabatan bergengsi tersebut.

Hayashi (63), yang menggambarkan dirinya sebagai "orang yang diandalkan" ketika menghadapi masalah, adalah seorang ahli di bidang diplomasi, pendidikan, dan pertanian.

Para kandidat juga termasuk beberapa anggota parlemen konservatif yang berbagi visi politik dengan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe yang terbunuh.

Abe tewas setelah ditembak di bagian dada dan leher saat memberikan pidato kampanye di kota Nara pada Juli 2022.

Berjanji untuk membuat Jepang "lebih kuat dan lebih makmur," Menteri Keamanan Ekonomi Sanae Takaichi (63), yang menunjukkan kedekatannya dengan Abe, mencalonkan diri untuk kedua kalinya.

Suara konservatif berpotensi terpecah karena mantan menteri keamanan ekonomi dan anggota parlemen periode keempat, Takayuki Kobayashi (49), serta mantan menteri kesehatan Katsunobu Kato (68), yang merupakan asisten dekat Abe, juga ikut dalam pemilihan ini. Keduanya baru pertama kali mencalonkan diri.

"Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Tidak ada hambatan yang tidak bisa dilewati jika kita memiliki keyakinan kuat dan bergandengan tangan," kata Kobayashi, menambahkan bahwa dia bertekad untuk memimpin Jepang.

Terakhir, Sekretaris Jenderal LDP Toshimitsu Motegi (68), juga dipandang sebagai kandidat potensial lainnya, menikmati dukungan yang kuat setelah menjauhkan diri dari rencana pajak utama pemerintah.

Sebagai orang nomor dua di partai yang berkuasa dan mantan menteri luar negeri, Motegi mengatakan bahwa jika terpilih, dia tidak akan menaikkan pajak untuk membiayai sebagian dari rencana peningkatan anggaran pertahanan negara.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Partai berkuasa Jepang akan pilih pemimpin baru bulan depan
Baca juga: PM Jepang umumkan tidak ikuti pemilihan pada September 2024


Penerjemah: Primayanti
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024