Produk kental manis apabila dikonsumsi secara rutin sebagai minuman susu dapat mengganggu nafsu makan anak, sebab kandungan gula yang tinggi mengakibatkan anak merasa kenyang
Jakarta (ANTARA) - Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Arif Hidayat menyebut adanya hubungan erat dari konsumsi kental manis dengan risiko stunting yang dialami konsumen.

"Terbaru, hasil pemantauan di Kalimantan Selatan, lima anak yang menderita stunting, lima-limanya mengonsumsi kental manis," kata Arif dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Temuan serupa sebelumnya ditemukan YAICI di beberapa kota di Indonesia seperti Pontianak, dan Palembang, tiga dari lima anak stunting mengonsumsi kental manis sebagai minuman susu.

Bahkan di Banjarmasin, kata Arif, lima anak stunting mengonsumsi kental manis sebagai minuman susu. Kelimanya saat ini telah mendapat pendampingan oleh mitra untuk perubahan pola konsumsi keluarga menjadi lebih baik.

Arif mengatakan produk kental manis apabila dikonsumsi secara rutin sebagai minuman susu dapat mengganggu nafsu makan anak, sebab kandungan gula yang tinggi mengakibatkan anak merasa kenyang sehingga tidak mau mengonsumsi makanan.

Baca juga: Warga bisa lapor pelanggaran promosi kental manis di aduansalahsusu.id
Baca juga: KOPMAS ungkap masih banyak ibu keliru beri susu pengganti ASI


Berangkat dari kekhawatiran itu, Pengurus Pusat Aisyiyah bersama YAICI menggelar edukasi gizi dan bahaya kental manis bila dijadikan minuman susu untuk ratusan kader kesehatan Provinsi Bengkulu pada Rabu (25/9).

Ia mengatakan, sangat penting untuk mengedukasi masyarakat mengenai bahaya dari konsumsi kental manis yang dipersepsikan sebagai susu karena akan memicu gangguan pertumbuhan ataupun penyakit tidak menular seperti diabetes dan obesitas.

“Kami fokusnya kepada masalah isu kental manis sebenarnya, karena isu kental manis ini persepsi di masyarakat itu sebagai susu, itu sudah 100 tahun lebih dikampanyekan oleh produsen," katanya.

Selain melakukan edukasi, Arif mengatakan pihaknya turut melakukan audiensi dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu sebelum melaksanakan acara sosialisasi bersama PP Aisyiyah.

Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah Warsiti mengatakan salah persepsi terhadap produk kental manis di tengah-tengah masyarakat cukup mengkhawatirkan, sehingga perlu kerja keras dalam mengedukasi masyarakat.

Ia pun mendorong seluruh kader Aisyiyah di Bengkulu agar dapat memasifkan edukasi yang benar mengenai kental manis. Dengan begitu, jangkauan masyarakat yang teredukasi dapat menjadi lebih banyak.

“Yang menjadi salah satu perhatian kita tentu pencegahan stunting yang diakibatkan oleh penggunaan gula berlebih dalam hal ini bisa saja bersumber dari kental manis. Kami telah menyampaikan dan menginstruksikan kepada seluruh kader Aisyiyah Se-provinsi Bengkulu untuk memberikan edukasi penting dan berimbang ke masyarakat,” katanya.

Baca juga: Frisian Flag Indonesia gelar program "Kedai Kreatif Susu Kental Manis"
Baca juga: Kemenkes: Susu kental manis tidak bisa gantikan ASI

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024