Istanbul (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mendesak peserta pertemuan menteri luar negeri G20 untuk mengambil "sikap tegas" terhadap retorika nuklir Rusia, Rabu (25/9).

"Saya mendesak semua orang yang hadir di ruangan ini untuk mengambil sikap tegas terhadap retorika Rusia yang berbahaya dan tidak bertanggung jawab tentang senjata nuklir," kata Sybiha dalam pidatonya di pertemuan yang diadakan di New York di sela-sela sesi ke-79 Majelis Umum PBB.

Memperhatikan bahwa Ukraina mengusulkan "jalan yang jelas menuju perdamaian" melalui formula perdamaian yang ditetapkan oleh Presiden Volodymyr Zelenskyy selama pertemuan puncak G20 2022 yang diadakan di Indonesia, Sybiha mengatakan bahwa sebagai tanggapan, mereka mendengar "ancaman nuklir baru" dari Rusia.

"Satu-satunya alasan (Presiden Rusia Vladimir) Putin mulai berbicara tentang senjata nuklir adalah karena dia ingin menakut-nakuti kita semua. Tetapi kita telah membuktikan berkali-kali dalam beberapa tahun terakhir bahwa ketakutan bukanlah jawaban. Kita harus melakukan yang sebaliknya," kata Sybiha.

Dia juga menambahkan bahwa "tidak dapat diterima" ketika seorang anggota tetap Dewan Keamanan PBB "mengancam semua orang dengan senjata nuklir."

"Kita tidak boleh membiarkan Rusia merusak perdamaian dan keamanan internasional sambil menakut-nakuti semua orang dengan senjata nuklir," tambahnya.

Sybiha mengatakan G20 memiliki peran kunci dalam "masa krisis" seperti itu, dengan menyerukan agar Zelenskyy diundang ke pertemuan puncaknya di Rio de Janeiro, Brasil pada November.

Kiev mendesak masyarakat internasional untuk terlibat dan mendukung penerapan formula perdamaian Zelenskyy, tambahnya.

Sebelumnya pada hari itu, Putin mengumumkan bahwa sejumlah usulan telah diajukan untuk memperbarui doktrin nuklir Rusia, termasuk bahwa "agresi" terhadap Moskow oleh negara non-nuklir mana pun dengan partisipasi atau dukungan negara nuklir akan dianggap sebagai serangan bersama.

Putin juga mengatakan bahwa negaranya berhak menggunakan senjata nuklir jika terjadi serangan terhadap negara tetangga Belarus.

Pihak berwenang Rusia belum mengomentari pernyataan Sybiha.

Sumber: Anadolu
Baca juga: Kremlin: Rusia tak bisa dipaksa berdamai seperti Zelenskyy inginkan
Baca juga: Sekjen PBB peringatkan risiko dan dampak lanjutan perang Rusia-Ukraina
Baca juga: Rusia kritik sidang DK PBB menyoal Ukraina di tengah krisis Gaza

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024