Memang untuk penataan kawasan kumuh 17,29 hektare, alhamdulillah sudah tertangani dan asas manfaat sudah dirasakan masyarakat.

Belitung (ANTARA) - Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) berhasil mengatasi masalah banjir dan mengurangi kawasan kumuh di Kampung Amau, Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung.

Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman Dinas PUPR Belitung Masali mengatakan bahwa melalui Program Kotaku, kawasan kumuh di Kampung Amau, Kelurahan Parit, Kecamatan Tanjung Pandan, telah mengalami perbaikan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

"Alhamdulillah dari awalnya kampung ini merupakan kumuh, artinya ini merupakan cekungan, artinya pusat banjir, kalau di sini dikenal namanya Kampung Amau. Memang untuk penataan kawasan kumuh 17,29 hektare, alhamdulillah sudah tertangani dan asas manfaat sudah dirasakan masyarakat," kata Masali.

Dia menyebutkan, secara umum Kabupaten Belitung sebelumnya memiliki luas kawasan kumuh seluas 62,01 hektare pada tahun 2020. Seiring berjalannya program tersebut, luas tersebut berkurang menjadi 19,63 hektare pada Maret 2023.

Ia menerangkan, Kampung Amau dikenal sebagai salah satu kawasan yang sering mengalami banjir karena letaknya di cekungan. Namun, setelah penataan kawasan, kondisi tersebut telah berangsur membaik dengan berkurangnya frekuensi banjir.

Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman Dinas PUPR Belitung Masali menjawab pertanyaan awak media di Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (26/9/2024). ANTARA/Harianto


Sebelumnya, banjir di kawasan tersebut bisa bertahan selama dua hingga tiga jam, terutama saat musim hujan dan air pasang. Kini, banjir surut dalam waktu 30 menit setelah hujan berhenti.

Program Kotaku di Kampung Amau mencakup penataan area seluas 17,29 hektare. Salah satu solusi yang diterapkan adalah pembangunan kolam retensi oleh Kementerian PUPR untuk menampung sementara air hujan. Akses jalan juga diperlebar hingga ruang terbuka hijau disiapkan melalui Program Kotaku yang dibangun tahun 2021.

Dengan penanganan ini, ketinggian banjir yang sebelumnya mencapai 1,2 hingga 1,3 meter, kini hanya berkisar antara 20 hingga 30 cm. Banjir yang terjadi pun lebih mudah diatasi.

Sebelumnya, sebanyak empat RW dengan sekitar 140 kepala keluarga (KK) di Kampung Amau selalu terdampak banjir jika musim penghujan tiba.

"Penyebab banjir karena khusus bulan-bulan 'ber-ber' Oktober, November, Desember musim hujan diiringi dengan air pasang musim barat sehingga air sulit untuk keluar, dengan adanya penanganan ini otomotis, kolam retensi ini, artinya menampung air sementara untuk mengantisipasi," ujar Masali

Dia menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen untuk terus merawat kawasan yang telah ditata. Dinas PUPR melalui Bidang Pertamanan secara berkala membersihkan sampah dan tanaman liar di wilayah tersebut.

Meski begitu, dia menyebutkan bahwa masih terdapat dua kawasan kumuh lainnya di Kabupaten Belitung, yakni di Kelurahan Pangkalalang dan Lesung Batang, yang akan ditangani secara bertahap oleh pemerintah setempat.

Masalah sedimentasi dan tanaman liar di Sungai Ciburik, yang merupakan aliran air utama di Kampung Amau, ditangani oleh kolaborasi antara pemerintah kabupaten dan provinsi.

Dia mengaku bahwa setiap tahun pemerintah kabupaten dan provinsi membersihkan sedimentasi dan tanaman liar dari Sungai Ciburik untuk menjaga kelancaran aliran air dan mengurangi risiko banjir.

Gatot, salah satu warga Kampung Amau, menjawab pertanyaan awak media di Kabupaten Belitung, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (26/9/2024). ANTARA/Harianto

Gatot salah satu warga Kampung Amau mengaku dengan adanya Program Kotaku warga setempat bisa menikmati fasilitas yang dibangun utamanya Taman Ciburik. Di fasilitas ini anak-anak dapat bermain dan ibu-ibu melakukan senam bersama dengan jadwal tertentu.

"Sebenarnya kalau berubah nggak, kalau kebersihan lingkungan itu memang dampaknya bagus, karena di sini banyak manfaatnya, untuk ibu-ibu senam dalam seminggu sampai empat kali, tempat anak-anak bermain, itu memang dampaknya cukup bagus," ujar Gatot pula.

Meski begitu, Gatot berharap adanya pengawasan berkala terhadap kebersihan dan keamanan terhadap fasilitas tersebut yang selalu ramai pada malam Kamis, Minggu, dan malam Senin.
Baca juga: Kementerian ATR/BPN sebut tiga lokasi proyek Kota Tanpa Kumuh
Baca juga: Program penataan kawasan kumuh Disperumkim Kota Bogor raih penghargaan

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024