Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan terdapat kebutuhan metodologi penghitungan dalam kajian risiko bencana yang mengintegrasikan pengaruh perubahan iklim terhadap peningkatan potensi risiko bencana.

"Metodologi perhitungan pada kajian risiko bencana saat ini perlu diintegrasikan dengan pengaruh perubahan iklim, karena tren yang ada itu menjadi sangat berubah," ujar Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB, Udrekh dalam diskusi daring yang diadakan Direktorat Konservasi Tanah dan Air KLHK dipantau di Jakarta, Kamis.

Baca juga: BRIN kenalkan desain peta risiko bencana digital ke negara Asia-Eropa

Dia mengatakan metodologi perhitungan kajian risiko bencana masih berfokus pada parameter pengaruh iklim terhadap risiko bencana di Tanah Air, belum secara luas memasukkan parameter perubahan iklim di dalamnya. Sehingga, diperlukan metode yang menggambarkan realitas dampak perubahan iklim terhadap potensi bencana.

Pihaknya juga menekankan perlunya upaya memperkuat implementasi upaya pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim dalam perencanaan pembangunan di daerah, termasuk adanya penguatan regulasi yang berfungsi untuk memayungi kepentingan lintas batas wilayah administratif.

Dia menekankan diperlukannya mitigasi bencana yang bersifat holistik berbasis daerah aliran sungai (DAS) dan beragam pemangku kepentingan.

"Jika ini bisa kita jalankan, fokus kepada satu per satu permasalahan ini bisa kita selesaikan. Tentunya ada komitmen-komitmen panjang yang harus dilakukan oleh pemangku kepentingan," katanya.

Baca juga: BNPB nilai Karangwuni di Kulon Progo miliki risiko bencana tinggi

Baca juga: BNPB susun peta kawasan risiko bencana di Sumbar

Ia mengatakan mengingat fenomena perubahan iklim mengamplifikasi risiko bencana, diperlukan langkah yang lincah untuk melakukan implementasi yang diperlukan.

Pemetaan risiko bencana itu diperlukan untuk mendukung sistem peringatan dini atau early warning system untuk membuat layanan peringatan kepada masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat merespons bencana.

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024