Jakarta (ANTARA) -
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Anindito Aditomo mengatakan bahwa penting bagi masyarakat untuk membedakan ujian untuk kelulusan, ujian untuk seleksi, dan asesmen untuk monitoring dan evaluasi sistem.

Selain itu, masyarakat juga diminta untuk memahami bahwa penghapusan Ujian Nasional sama sekali tidak mengubah peluang siswa sekolah menengah atas (SMA) untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

“Karena Ujian Nasional adalah ujian kelulusan dan bukan ujian seleksi, dihapuskannya Ujian Nasional seharusnya tidak mengubah peluang masuk perguruan tinggi, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” kata Kepala BSKAP Kemendikbudristek, Anindito melalui keterangan resminya, Kamis.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa Kemendikbudristek menghapus Ujian Nasional sebagai ujian kelulusan. Ujian seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) tetap diberlakukan bagi murid yang ingin masuk ke universitas.

Adapun Asesmen Nasional menguatkan monitoring dan evaluasi kualitas sistem sekolah dengan mengukur hasil belajar literasi, numerasi, dan karakter murid, serta berbagai indikator kualitas pembelajaran.

Sebelumnya, monitoring dan evaluasi sekolah berfokus pada indikator-indikator yang belum tentu mencerminkan kualitas belajar.

Dia merinci lebih lanjut bahwa meski saat masih berlangsungnya Ujian Nasional, murid lulusan Indonesia tidak bisa langsung diterima di perguruan tinggi di beberapa negara seperti Jerman.

Ini terjadi karena persiapan untuk memasuki perguruan tinggi akademik di Jerman dilakukan pada kelas 13 SMA (Gymnasium), sedangkan SMA di Indonesia hanya sampai kelas 12.

Sementara itu, di beberapa negara justru memberikan kemudahan bagi masyarakat Indonesia yang mau menempuh pendidikan lebih lanjut seperti di University of Melbourne Australia, pihak universitas tersebut menyampaikan bahwa capaian dalam Kurikulum Merdeka sudah dianggap setara dengan capaian kurikulum yang ada di Australia.

Dengan begitu, murid lulusan Kurikulum Merdeka bisa langsung mendaftar (direct entry) ke Melbourne University tanpa mengikuti persiapan pra-kuliah lagi.

Anindito mengakui bahwa masih terdapat beberapa perguruan tinggi luar negeri yang memerlukan hasil tes terstandar. Hal ini bisa diperoleh dari tes yang diselenggarakan untuk keperluan seleksi masuk PTN di Indonesia.

"Terkait hal ini, Kemendikbudristek terus melakukan sosialisasi, termasuk melalui Atase Pendidikan di luar negeri," pungkas dia.

Baca juga: Kemendikbud: Jangan samakan Asesmen Nasional dengan Ujian Nasional
Baca juga: BSNP setuju evaluasi belajar kembali ke guru dan sekolah
Baca juga: Kurikulum Merdeka ajak orang tua lebih dekat dengan anak

Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024