Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI, Marsekal TNI Djoko Suyanto, mengatakan pihaknya telah menyiagakan dua peleton pasukan TNI untuk membantu kepolisian mengamankan situasi di Poso, Sulawesi Tengah, yang beberapa hari ini mengalami peningkatan gangguan. "Kita sudah kirim dua peleton untuk di-BKO-kan kepada aparat setempat guna mengamankan situasi di sana," katanya seusai mengikuti gladi bersih Peringatan HUT ke-61 TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Selasa. Menurut Panglima TNI, penambahan pasukan TNI sesuai dengan permintaan kepolisian untuk mengamankan situasi Poso, terutama pasca eksekusi mati terhadap Tibo Cs. Pengiriman penambahan pasukan TNI tersebut, kata Panglima TNI, telah dilakukan sesuai prosedur. "Jadi pengiriman berdasarkan permintaan aparat setempat, karena gangguan situasi yang cenderung meningkat," katanya. Sebelumnya pada hari Minggu( 1/10) Kapolri Jenderal Polisi Sutanto mengungkapkan Mabes Polri telah mengirimkan pasukan tambahan sebanyak delapan kompi ke daerah yang sama untuk mengatasi gangguan keamanan di sana. "Ada penambahan delapan kompi yang dikirim dari polda-polda sekitarnya dan juga dari Mabes ," kata Sutanto, kepada pers usai menghadiri acara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya Jakarta Timur. Pasukan itu mencakup satuan Brimob. Gangguan keamanan di Poso beberapa hari terakhir meningkat. Mapolsek Pamona Timur telah dirusak massa, Jumat malam pekan lalu dan terjadi dua kali ledakan pada malam Minggu. Polisi telah mengidentifikasi sejumlah orang yang diduga menggerakkn massa untuk menyerang Mapolsek Pamona Timur Kabupaten Poso. Kabid Humas Polda Sulteng, AKBP M. Kilat, di Palu mengatakan penangkapan belum dilakukan karena polisi masih membutuhkan tambahan keterangan saksi dan alat bukti. "Ada langkah-langkah hukum yang harus ditempuh sebelum dilakukan penangkapan. Saat ini polisi sudah memeriksa empat saksi" katanya. Orang-orang yang dicurigai sebagai penggerak massa sebahagian besar berasal dari luar Desa Taripa, tapi masih dalam wilayah Kabupaten Poso. Penggerak massa memanfaatkan momentum pesta "padungku" panen di Desa Taripa yang dihadiri ribuan orang dari sejumlah desa di Kecamatan Pamona Timur, bahkan dari wilayah kecamatan tetangga seperti Pamona Utara. Tradisi pesta padungku biasanya diwarnai minum-minuman keras yang mengakibatkan warga dalam keadaan mabuk. "Kondisi inilah yang dimanfaatkan provokator menggerakkan massa," ujar Kilat. Selain mengakibatkan kerusakan bangunan Mapolsek Pamona Timur, amuk massa juga membakar tiga unit mobil dan beberapa sepeda motor operasional Polri. (*)
Copyright © ANTARA 2006