Jakarta (ANTARA) - Terdapat sejumlah berita yang menarik perhatian pembaca pada Rabu kemarin (25/9) termasuk penjelasan mengenai fenomena "bulan kembar" peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Tidak hanya itu, terdapat pula pemberitaan mengenai fenomena terdamparnya paus di Nusa Tenggara Timur, pembangunan kampus Australian Independent School (AIS) Nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN), Menteri Sosial bahas tantangan kesejahteraan sosial dan kritik Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) terkait sikap sejumlah tokoh publik mengenai Palestina.

Berikut sejumlah berita humaniora kemarin yang masih menarik dibaca hari ni:

Periset BRIN jelaskan fenomena "bulan kembar" yang ramai dibicarakan

Periset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin menjelaskan fenomena disebut sebagai "bulan kembar" yang belakangan ini ramai dibicarakan di media sosial yang mengira hal tersebut merupakan fenomena langka.

Selengkapnya baca di sini

Ahli jelaskan penyebab terdamparnya puluhan ekor paus di Alor NTT

Ahli Cetacea dari James Cook University, Australia, Putu Liza Kusuma Mustika menjelaskan fenomena terdamparnya puluhan paus pemandu sirip pendek (short-finned pilot whale) di pesisir Pureman, Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) beberapa waktu lalu.

Selengkapnya baca di sini

Jokowi: pembangunan AIS di IKN wujud hadirkan pendidikan internasional

Presiden Joko Widodo menyatakan pembangunan kampus Australian Independent School (AIS) Nusantara di Ibu Kota Nusantara (IKN) menunjukkan komitmen pemerintah untuk menghadirkan pendidikan kelas dunia di IKN.

Selengkapnya baca di sini

Mensos soroti tantangan kesejahteraan sosial menuju Indonesia Emas

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengemukakan sejumlah tantangan kesejahteraan sosial yang perlu ditanggulangi generasi muda lulusan sekolah tinggi guna menyongsong era Indonesia Emas 2045.

Selengkapnya baca di sini

Waketum MUI sesalkan ada tokoh yang acuh tak acuh terhadap Palestina

Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyesalkan adanya tokoh publik yang acuh tak acuh terhadap penderitaan yang dialami oleh masyarakat Palestina, akibat serangan bertubi-tubi tentara Israel.

Selengkapnya baca di sini

 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024