Kiev (ANTARA News) - Perdana Menteri sementara Ukraina mendesak warganya untuk ambil bagian dalam pemilihan presiden yang bersih dan adil Minggu, yang akan menjadi kemenangan melawan agresi Rusia.

Dalam pernyataannya Sabtu, Arseny Yatseniuk menyerukan kepada warga Ukraina bahwa mereka mempunyai tanggung jawab untuk memilih, demi masa depan anak-anak mereka, serta meyakinkan pihak-pihak di wilayah timur yang dikuasai pemberontak bahwa "bandit-bandit tidak akan meneror wilayah anda lebih lama lagi".

"Besok kita akan menunjukkan kepada seluruh dunia, terutama kepada diri kita sendiri, bahwa kita tidak bisa diintimidasi," kata Yatseniuk yang mengambil alih kekuasaan pada Februari setelah tergulingnya presiden sebelumnya yang didukung Moskow, Viktor Yanukovich.

Ia tidak menyebutkan satupun nama kandidat - karena kampanye dilarang sampai pemungutan suara berakhir.

Namun ia mengatakan yakin bahwa pemenang pemilu akan memprioritaskan pembentukan aliansi yang lebih dekat dengan Uni Eropa --sebuah langkah yang ditolak Yanukovich pada November dan kemudian memicu gelombang unjuk rasa selama berbulan-bulan di Kiev dan berakhir setelah ia lari ke Rusia.

Hasil jajak pendapat menunjukkan mantan menteri yang mendukung unjuk rasa pro-Barat Petro Poroshenko hampir dipastikan memenangi pemilu dalam putaran pertama.

"Tentunya kami akan memiliki presiden terpilih yang sah yang akan melakukan kunjungan pertama ke ibukota UE dan menandatangani dokumen kawasan perdagangan bebas dengan UE," kata Yatseniuk yang mendapat dukungan UE dan AS namun dikecam Moskow yang menyebutkan penggulingan Yanukovich sebagai kudeta.

"Presiden terpilih yang baru akan menerima mandat dari rakyat Ukraina untuk memantapkan langkah keluar dari kawasan tanpa hukum serta kekuatan gelap yang bermimpi membekap kita serta menuju kebebasan rakyat, bergerak menuju tempat yang lebih lega untuk bernapas."

Meski tidak menyebutkan nama bekas sesama negara Soviet, ia menegaskan kembali tudingannya bahwa Rusia mencoba mengganggu proses pemilu dan mengatakan: "Kami tidak membiarkan pemilu dirusak oleh bandit yang mendapat dukungan dari seberang perbatasan dan tentara bayaran asing".

Separatis pro-Rusia yang mengklaim kemerdekaan setelah referendum di wilayah timur Donetsk dan Luhansk menentang penyelenggaraan pemilu presiden namun persiapan pemilu pada Sabtu tetap berjalan di beberapa bagian wilayah tersebut.

Yatseniuk memberikan jaminan bahwa pemerintah akan mencegah terjadinya pelanggaran seperti yang sering terjadi dalam pemungutan suara selama 23 tahun kemerdekaan negara itu, dan mengatakan bahwa pelaksanaan pemilu itu sendiri sudah merupakan kemenangan nasional.

"Ingat, besok, dengan kertas suara kita akan mempertahankan Ukraina, berinvestasi untuk kesejahteraan dan masa depan anak cucu kita," katanya.

"Kita akan memilih, dan itu berarti kita akan menang," demikian Reuters.

(S022)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014