Nanning (ANTARA) - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melakukan sosialisasi kebijakan Indonesia kepada agen promosi investasi milik pemerintah China dan sembilan negara ASEAN dalam China-ASEAN Expo (CAEXPO) 2024.
"Acara ini mempererat dialog antara pelaku usaha atau investor yang ada di China dengan Indonesia sehingga mereka punya pemahaman yang baik tentang apa sebenarnya yang disiapkan oleh Indonesia untuk berinvestasi," kata Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan seusai menghadiri "CAEXPO Roundtable Meeting on Investment Cooperation" di Nanning, China, Rabu.
Acara "Roundtable Meeting on Investment Cooperation" dihadiri oleh Badan Promosi Investasi China dan mitranya dari 10 negara ASEAN sebagai salah satu "side event" CAEXPO 2024.
CAEXPO adalah pameran perdagangan internasional tahunan yang yang diselenggarakan sejak 2004 dengan tujuan untuk mempromosikan kerja sama ekonomi, perdagangan investasi antara China dan 10 negara ASEAN.
"ASEAN sebagai blok yang mencakup Indonesia dan 9 negara Asia Tenggara, mengakui perlunya kolaborasi dalam lanskap yang terus berkembang. Indonesia, bersama dengan mitra-mitranya di Asia Tenggara, secara proaktif telah mengupayakan kerangka kerja multilateral untuk memperkuat hubungan dengan mitra-mitra ekonomi penting seperti China," ungkap Nurul dalam forum "roundtable".
Secara khusus untuk Indonesia, Nurul menyebutkan kinerja ekonomi Indonesia tetap kuat yaitu dengan pertumbuhan 5,05 persen pada pada kuartal kedua 2024, atau melanjutkan tren selama satu dekade dengan pertumbuhan tahunan melebihi 5 persen serta didukung dengan 52 juta kelas menengah yang menyumbang sebesar 36,8 persen total konsumsi rumah tangga.
"Selain itu, pembangunan infrastruktur Indonesia telah meningkat pesat dalam dekade terakhir, misalnya kereta cepat Jakarta-Bandung sebagai upaya kolaboratif dengan China dan jalan tol Trans-Sumatra sebagai bagian dari jaringan jalan raya ASEAN," tambah Nurul.
Selama lima tahun terakhir, China secara konsisten juga menempati peringkat lima besar sumber investasi asing langsung (FDI) di Indonesia.
Pada 2023, China adalah investor terbesar kedua, di belakang Singapura sedangkan secara kumulatif, dari 2019 hingga paruh pertama 2024, investasi China di Indonesia telah mencapai 32,2 miliar dolar AS atau pertumbuhan tahunan rata-rata sekitar 30 persen.
Nurul pun mendorong investor China untuk berkolaborasi dengan mitra di ASEAN termasuk di Indonesia dalam lima sektor strategis utama yaitu pertama, industri hilir berupa pengolahan mineral, pertanian, perikanan dan produk kehutanan yang dapat menciptakan lebih banyak produk bernilai tambah bagi ASEAN dan rantai pasok global.
Kedua, ekosistem kendaraan listrik dan baterai. Nurul menyebut pasar Indonesia menarik dan didukung sumber daya mineral yang melimpah. Buktinya adalah sudah ada investasi dari sejumlah perusahaan China seperti CATL, BYD, Wuling, dan Chery, negara ASEAN seperti Vietnam lewat perusahaan Vinfast menjanjikan investasi yang signifikan.
Ketiga, di bidang energi terbarukan dengan Indonesia secara aktif berkontribusi pada Jaringan Listrik ASEAN, memfasilitasi perdagangan listrik lintas batas dan mengintegrasikan sumber energi terbarukan ke dalam sistem tenaga regional. BKPM pun mendorong investasi masuk di industri panel surya dan semikonduktor.
Keempat, layanan kesehatan dan bioteknologi, misalnya dilakukan dengan promosi wisata Indonesia mempromosikan wisata medis ke negara-negara ASEAN, dengan inisiatif Bali International Medical Centre yang mendorong kerja sama regional dalam layanan kesehatan.
Kelima, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Nurul mengungkapkan Sembcorp dari Singapura telah memulai pembangkit listrik tenaga surya 50 megawatt (MW) dengan penyimpanan energi baterai 14 MW/hour di IKN sementara perusahaan lain dari China yaitu Delonix Group segera memulai hotel dan gedung komersial di IKN.
"Indonesia juga memprioritaskan pengembangan sumber daya manusia sebagai upaya untuk menjadi negara maju pada 205. Demi lebih mendorong investasi bidang sumber daya manusia, Indonesia menawarkan manfaat 'Super Deduction Tax', yang memungkinkan bisnis mengurangi pendapatan kena pajak mereka hingga 200 persen untuk biaya pelatihan kejuruan dan 300 persen untuk pengeluaran penelitian dan pengembangan," jelas Nurul.
Nurul menilai meski CAPEX adalah forum perdagangan, namun juga menghadirkan lembaga-lembaga keuangan untuk memberikan masukan kepada ASEAN dan China dalam investasi jangka panjang.
"'Roundtable' ini memberikan fondasi untuk memahami masing-masing dari ASEAN dan China, jenis investasi apa yang mereka inginkan dan bagaimana akses ke lembaga keuangan," tambah Nurul.
Dari "business forum" lain yang telah dilangsungkan, Nurul pun menilai antusiasme pengusaha China untuk datang ke Indonesia luar biasa.
"Misalnya China punya keinginan untuk melakukan peningkatan kualitas dari tenaga kerja yang mendukung industrinya begitu masuk ke Indonesia, dan Indonesia pun punya program untuk bisa peningkatan kualitas tenaga kerja lewat training dan 'vocational training' dan juga 'research and development'," ungkap Nurul.
Dua keingingan tersebut, menurut Nurul, bisa dikombinasikan dengan berbagai fasilitas yang telah disiapkan BKPM termasuk sejumlah kawasan industri misalnya Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah dan Kawasan Industri Krakatau dari Banten.
Sejak 2009, China telah menjadi mitra dagang terbesar ASEAN, dan keduanya menjadi mitra dagang utama satu sama lain selama empat tahun berturut-turut.
Dalam tujuh bulan pertama 2024, pemerintah China menyebutkan perdagangan China-ASEAN mencapai 552 miliar dolar AS sedangkan investasi langsung China ke ASEAN mencapai 12,96 miliar dolar AS dan investasi langsung ASEAN ke China adalah 7,3 miliar dolar AS atau masing-masing naik 15,3 persen dan 14,1 persen dibanding periode sebelumnya.
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024