Teknologi kuantum bukan hal yang asing. Dengan dukungan dari pemerintah, kita bisa mengejar perkembangan teknologi kuantum dan menyambut era kuantum 2.0
Jakarta (ANTARA) - Kepala Organisasi Riset Nanoteknologi dan Material Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ratno Nuryadi mengatakan tahun 2025 yang ditetapkan sebagai Tahun Kuantum oleh UNESCO menjadi momentum bagi negara-negara di seluruh dunia untuk mempercepat pengembangan teknologi kuantum.

Menurutnya, Indonesia dengan kekayaan sumber daya manusia dan potensi inovasi berpeluang besar menjadi salah satu pelopor di bidang teknologi ini.

“Teknologi kuantum bukan hal yang asing. Dengan dukungan dari pemerintah, kita bisa mengejar perkembangan teknologi kuantum dan menyambut era kuantum 2.0,” kata Ratno dalam keterangan resmi di Jakarta pada Rabu.

BRIN mengatakan proses riset teknologi kuantum di Indonesia telah menunjukkan perkembangan, dimana potensi pemanfaatannya dapat diterapkan di berbagai sektor seperti komunikasi, kesehatan, dan keamanan.

Baca juga: Inovator 4.0 dorong Indonesia mumpuni di teknologi komputasi kuantum

Ahli Kebijakan Sains & Teknologi Badan Pembangunan Nasional (Bappenas) Yanuar Nugroho menekankan kebijakan yang adaptif diperlukan untuk mendukung riset dan pengembangan teknologi, seperti prioritas kebijakan transfer teknologi dan kolaborasi industri.

Ia menyoroti perlunya prioritas penelitian dan pengembangan kuantum dengan alokasi dana khusus. Selain itu prioritas kebijakan lainnya mengenai pengembangan sumber daya manusia, seperti beasiswa internasional dan kurikulum kuantum.

“Selanjutnya, prioritas kebijakan menyangkut infrastruktur riset dan tentu saja transfer teknologi dan kerja sama industri, sehingga, inovasi dapat diimplementasikan secara nyata,” ujar Yanuar.

Baca juga: Tim ilmuwan China cetak rekor baru dalam komunikasi kuantum jarak jauh

Sementara itu Direktur Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran BRIN R. Mohammad Subekti mengatakan selain sebagai institusi pelaksana riset dan inovasi, BRIN juga memberikan dukungan kebijakan berbasis riset dan inovasi kepada kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah (pemda).

Selain itu, lanjutnya, BRIN juga berperan dalam memperkuat ekosistem riset dan inovasi nasional yang dibutuhkan dalam mendukung pengembangan teknologi kuantum di Indonesia.

“BRIN berkomitmen menyediakan fasilitas yang memadai dengan one stop station online dengan layanan ELSA,” kata Subekti.

Baca juga: Tim ilmuwan China cetak rekor dalam distribusi kunci kuantum

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024