Di industri logistik atau pengiriman barang saat ini 90 persen sudah melakukan cashless atau non-tunai. Kalau dulu transfer atau bayar pakai mesin EDC, sekarang pakai dan QRIS dan e-Wallet
Jakarta (ANTARA) - Dewan Penasehat Asosiasi Logistik Digital Economy Indonesia (ALDEI) Trian Yuserma mendukung digitalisasi pembayaran di sektor logistik secara menyeluruh karena membuat transaksi menjadi lebih aman dan efisien.

Trian menyampaikan, industri logistik di kota dan daerah di Indonesia saat ini mayoritas sudah melakukan digitalisasi untuk sistem pembayarannya.

"Di industri logistik atau pengiriman barang saat ini 90 persen sudah melakukan cashless atau non-tunai. Kalau dulu transfer atau bayar pakai mesin EDC, sekarang pakai dan QRIS dan e-Wallet," ujar Trian dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Namun, Trian memiliki catatan khusus terkait digitalisasi pembayaran di industri logistik saat ini. Ia berharap agar pemerintah dapat membuat aturan tegas agar seluruh industri logistik yang saat ini sudah banyak digerakkan oleh e-commerce agar diwajibkan menggunakan transaksi digital.

"Saran saya harus ada regulasi yang mewajibkan agar seluruh industri logistik sudah pakai QRIS, e-wallet dan digital payment lain. Jangan ada pakai tunai lagi. Selain lebih aman dan efisien, transaksi tunai kalau bisa diminimalisir demi menghindari inflasi juga," kata Trian.

Senada, Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC) Indra mengatakan digitalisasi pembayaran, salah satunya dengan Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS, akan menciptakan keamanan dan efisiensi dalam transaksi perdagangan.

"Memang sudah seharusnya digitalisasi berlaku wajib, khususnya usaha yang berkaitan dengan pemasukan pajak dan pertumbuhan ekonomi negara,” ujar Indra.

Indra yang saat ini memimpin perusahaan yang bergerak di bidang teknologi keuangan digital juga mendorong digitalisasi dilakukan di sektor lain seperti UMKM dan ritel. Ia menyakini digitalisasi transaksi keuangan itu suatu keniscayaan yang wajib bagi seluruh sektor usaha saat ini.

Ia pun mengapresiasi Bank Indonesia yang terus menerus mensosialisasikan digitalisasi pembayaran salah satunya dengan mengunakan QRIS.

Namun, ia menilai sosialisasi dan edukasi transaksi digital juga harus dilakukan semua pihak termasuk perusahaan yang dipimpinnya.

“Kami terus berinovasi salah satunya dalam produk Posku Lite untuk pembayaran melalui QRIS pada komunitas UMKM dengan memberikan insentif pendampingan literasi keuangan, seminar dan workshop digital marketing, dan insentif lainnya selama menjadi mitra,” ujar Indra.

Baca juga: Ini jurus KJL digitalisasi industri logistik nasional
Baca juga: Digitalisasi solusi turunkan biaya logistik pengiriman antarkota
Baca juga: Kadin soroti lima area fokus digitalisasi industri logistik

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024