Kabupaten Bogor (ANTARA) - Warga Desa Gunung Batu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Aprianto (39) mengaku terbantu Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat menemani sang istri menjalani persalinan.
Aprianto di Cibinong, Rabu, menjelaskan istrinya mengalami kejadian yang membuatnya merasa sangat khawatir sehingga harus bergegas ke rumah sakit untuk pemeriksaan.
“Pada awalnya saat usia kehamilan istri saya memasuki bulan ke enam, dia merasakan keram perut yang hebat. Dengan kondisinya yang begitu kesakitan, membuat saya sangat khawatir dan segera membawa istri saya ke rumah sakit. Setelah diperiksa oleh dokter yang sedang bertugas ternyata kehamilan istri saya terpaksa harus digugurkan,” ungkap Aprianto.
Setelah istrinya diperiksa oleh dokter dan telah dipastikan keluhan sebenarnya, dokter menyarankan istrinya untuk melakukan tindakan operasi caesar untuk mengeluarkan janin dari perut sang ibu.
Baca juga: Guru asal Cibinong ini bersyukur adanya Aplikasi Mobile JKN
Namun karena alasan tertentu, Aprianto menyarankan dokter untuk tidak melakukan operasi caesar melainkan dengan obat ataupun suntikan agar bisa mengeluarkan janin tanpa harus operasi. Selama menjalani proses tersebut Aprianto merasa khawatir baik terhadap istrinya maupun masalah biaya.
“Selama proses, mulai dari pemeriksaan hingga istri saya melakukan tindakan, saya merasa sangat khawatir dan takut. Selain karena istri saya sedang mengalami kejadian yang kurang baik, saya juga memikirkan biaya yang akan dibayarkan nantinya. Namun untungnya istri saya ternyata sudah terdaftar di Program JKN, dimana hal ini sangat membantu saya dan istri dalam menjalani proses yang sangat melelahkan hati dan tenaga ini,” jelasnya.
Aprianto merasa beruntung dengan adanya Program JKN ini, sehingga seluruh proses istrinya, mulai dari diperiksa dokter hingga penyembuhan semua dijamin oleh Program JKN ini.
Namun dari semua kemudahan yang didapatkan dari Program JKN ini, Aprianto harus mengalami kendala yaitu saat ia pindah rumah, sehingga ia harus mengubah faskes dari tempat tinggal sebelumnya ke tempat tinggal yang baru.
Baca juga: RSUD Cibinong ditetapkan sebagai faskes komitmen program JKN
“Saya sebelumnya tidak tinggal di Desa Gunung Batu, dan setelah pindah ke sini ternyata saya harus pindah faskes. Maka dari itu saya langsung ke Kantor BPJS Kesehatan Cabang Cibinong ini untuk perubahan faskes. Namun petugas dengan ramahnya menanyakan permasalahan yang sedang saya alami kemudian memberikan solusi kepada saya dengan mengubah faskes melalui aplikasi Mobile JKN. Dari solusi tersebut saya baru mengetahui tentang Mobile JKN ini,” ujarnya.
Menurut dia, aplikasi tersebut sangat membantu dan memudahkan peserta dalam melakukan perubahan tanpa harus datang ke kantor. Karena datang ke kantor juga perlu biaya, tenaga, dan pasti akan banyak waktu yang terbuang.
“Saya sangat terbantu ya dengan Program JKN ini dimana kita dapat berobat dengan gratis. Selain itu saya juga merasa bahwa saya tidak pernah dibedakan dengan pasien lain. Seperti saat istri saya harus menunggu di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) saya tidak merasakan perbedaan dalam pelayanan, mulai dari suster dan dokternya tidak pernah membedakan saya dengan pasien umum dan itu membuat saya sangat merasa beruntung dan bersyukur dengan adanya Program JKN ini,” jelasnya.
Ia juga mengharapkan untuk seluruh masyarakat agar dapat terdaftar sebagai peserta JKN ini agar dapat merasakan manfaat dalam mendapati akses kesehatan, mengingat penyakit bisa datang kapan saja.
Baca juga: Peserta ini ceritakan pengalaman positif ikut layanan program JKN
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024