Teheran (ANTARA) - Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada pidato di Sidang Umum ke-79 PBB, Selasa (24/9), menyatakan kesediaan negaranya untuk membahas dengan pihak-pihak yang terlibat dalam kesepakatan nuklir, atau membuka kemungkinan pembaruan perundingan soal itu.

Pezeshkian, yang baru-baru ini dilantik setelah pendahulunya, Ebrahim Raisi wafat dalam kecelakaan helikopter, menguraikan visinya untuk masa depan Iran dan membahas isu regional penting dalam penampilan perdana di PBB.

Merujuk pada negosiasi nuklir, Pezeshkian mengatakan: "Kami siap untuk berinteraksi dengan pihak-pihak dalam kesepakatan nuklir. Jika komitmen kesepakatan tersebut dipenuhi secara penuh dan tulus, kami dapat bernegosiasi mengenai isu-isu lainnya juga."

Ia menyerukan pencabutan sanksi sebagai syarat untuk perjanjian lebih lanjut, menekankan bahwa ini akan menjadi respons yang tepat terhadap keterbukaan Iran.

Pezeshkian menegaskan komitmennya terhadap reformasi, persatuan nasional, dan pengembangan ekonomi, dengan menyatakan: "Saya mengikuti kampanye pemilihan dengan program yang berbasis pada reformasi, persatuan nasional, interaksi konstruktif dengan dunia, dan pengembangan ekonomi, serta berhasil mendapatkan kepercayaan rakyat di kotak suara saya."

Pezeshkian mengambil sikap tegas terhadap konflik regional, terutama mengkritik tindakan Israel di Gaza dan Lebanon.

Ia menyoroti jumlah korban jiwa di Gaza, yang telah melampaui 41.000 orang sejak 7 Oktober tahun lalu, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak.

Pemimpin Iran itu mengecam penilaian bahwa tindakan brutal ini sebagai "pertahanan yang sah" oleh pendukung Israel, meskipun menargetkan rumah sakit dan sekolah.

Dalam sebuah pernyataan keras, Pezeshkian memperingatkan bahwa pembunuhan dan serangan teroris Israel di Iran tidak akan dibiarkan begitu saja.

"Israel yang menjadikan martir para ilmuwan dan tamu kami dengan pembunuhan, dan secara terbuka atau diam-diam mendukung Daesh/ISIS. Serangan teroris rezim ini di Iran dan Lebanon tidak akan dibiarkan tanpa jawaban," katanya.

Mengenai masalah Palestina, Pezeshkian mengulangi proposal Teheran untuk referendum di kalangan penduduk wilayah Palestina.

Ia menekankan bahwa masalah yang timbul dari pendudukan Israel hanya dapat diselesaikan dengan memberikan hak penentuan nasib sendiri kepada rakyat Palestina.

"Dunia harus segera menghentikan kekerasan. Gencatan senjata permanen harus ditegakkan di Gaza dan Lebanon. Hentikan rezim ini sebelum membakar kawasan dan dunia," kata Pezeshkian memperingatkan.

Presiden Iran juga menyinggung konflik Ukraina-Rusia, dengan menyatakan dukungan untuk resolusi damai melalui dialog antara kedua negara.

Pidato Pezeshkian menandai potensi pergeseran dalam pendekatan diplomatik Iran, seraya menunjukkan keterbukaan untuk keterlibatan internasional sambil mempertahankan sikap kritis terhadap isu-isu regional dan kebijakan Barat.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Presiden : Iran tak lakukan pengayaan uranium
Baca juga: AS akan "menilai Iran berdasarkan tindakan, bukan kata-kata"

Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024