Jakarta (ANTARA) - Disabilitas memiliki beragam jenis yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang.

Dua di antaranya yang sering disalahpahami adalah disabilitas mental dan disabilitas intelektual.

Kedua disabilitas tersebut sering kali dianggap sama padahal memiliki perbedaan mendasar dari segi gejalanya.

Berikut adalah penjelasan terkait disabilitas intelektual dan disabilitas mental untuk memahami perbedaan dari kedua disabilitas tersebut:
​​​​​​​
Disabilitas intelektual

Disabilitas intelektual adalah kondisi yang ditandai dengan keterbatasan dalam kemampuan intelektual dan perilaku adaptif. Hal itu mempengaruhi bagaimana seseorang belajar, berpikir dan memproses informasi.

Penyandang disabilitas intelektual biasanya memiliki tingkat IQ di bawah rata-rata dan menghadapi kesulitan dalam berkomunikasi, bersosialisasi serta menyesuaikan diri dengan lingkungan. Contoh disabilitas intelektual antara lain seperti Down Syndrome dan keterlambatan tumbuh kembang.

Disabilitas intelektual juga mempengaruhi kemampuan adaptasi dalam berbagai aspek kehidupan, seperti komunikasi, keterampilan sosial, dan kemampuan akademik. Menurut klasifikasi dari American Psychological Association (APA), disabilitas intelektual dibedakan berdasarkan skor IQ sebagai berikut:
  • Ringan (Debil): IQ 55-70
  • Sedang (Imbesil): IQ 40-55
  • Berat: IQ 25-40
  • Sangat Berat: IQ di bawah 25

Penting untuk memahami bahwa penyandang disabilitas intelektual membutuhkan lebih banyak waktu dan kesabaran dalam belajar dan menjalankan aktivitas sehari-hari.

Penyandang disabilitas intelektual memerlukan lingkungan yang tenang dan bebas dari tekanan untuk membantu mereka berkonsentrasi dan merasa lebih nyaman. Untuk berinteraksi dengan penyandang disabilitas intelektual, gunakan bahasa yang sederhana dan instruksi yang mudah dimengerti.


Disabilitas mental

Disabilitas mental merujuk pada gangguan yang mempengaruhi fungsi pikiran, emosi, dan perilaku seseorang. Gangguan ini termasuk kondisi seperti bipolar, depresi, gangguan kecemasan dan skizofrenia. Penyandang disabilitas mental mungkin mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, membuat keputusan dan mengekspresikan pikiran mereka dengan jelas.

Disabilitas mental dapat dibagi menjadi dua kelompok utama:

1. Psikososial: Gangguan seperti skizofrenia, bipolar, depresi dan gangguan kecemasan.

2. Disabilitas perkembangan: Kondisi yang mempengaruhi interaksi sosial, seperti autisme dan ADHD.

Saat berinteraksi dengan penyandang disabilitas mental, penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dari stres dan tekanan.

Apabila ingin menjelaskan sesuatu kepada penyandang disabilitas mental maka harus dengan cara yang mudah dipahami dan disesuaikan dengan cara yang paling nyaman bagi mereka, misalnya melalui tulisan atau percakapan langsung. Kesabaran dan keterbukaan pikiran sangat diperlukan saat mendukung penyandang disabilitas mental.

Pada dasarnya, disabilitas intelektual lebih berkaitan dengan keterbatasan dalam hal kemampuan berpikir dan belajar, sementara disabilitas mental lebih mempengaruhi kondisi emosional dan cara berpikir seseorang dalam merespons dunia di sekitar mereka.

Baca juga: Pemerintah komitmen lindungi hak asasi penyandang disabilitas mental

Baca juga: 450 penyandang disabilitas mental masuk DPS Pilkada Tangerang

Baca juga: Kemenkumham: Upaya kolaboratif wujudkan P5 HAM bagi disabilitas mental

 

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024