Sekarang mereka sudah ekspor lagi meskipun secara kolektif atau satu kontainer ramai-ramai.
Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Diskop dan UKM) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Riki Rionaldi mengatakan ekspor produk-produk pelaku UMKM di daerah ini belakangan mulai bangkit, setelah sempat redup dampak pandemi COVID-19.
"Alhamdulillah, proses pemulihannya cukup cepat pasca terdampak COVID-19, sekarang mereka sudah ekspor lagi meskipun secara kolektif atau satu kontainer ramai-ramai," kata Riki, di Tanjungpinang, Rabu.
Riky menyebut pelaku UMKM ekspor itu dominan berkedudukan di Kota Batam, dari total 100-an pelaku UMKM berpotensi ekspor yang masuk dalam database Diskop UKM Pemprov Kepri, terdapat sekitar 30-40 UMKM yang kembali aktif mengekspor produk-produk andalan mereka ke luar negeri, seperti Singapura dan Malaysia.
Produk yang diekspor seperti makanan atau cemilan ringan dengan bahan baku nangka, pisang tanduk, dan rengginang. Selain ada pula fashion atau pakaian kurung khas Melayu yang dijahit pelaku UMKM di Kepri.
Ekspor itu rutin dilakukan, ada yang satu bulan sekali hingga dua bulan sekali. Nilai ekspor produknya mencapai ratusan juta rupiah untuk sekali ekspor.
"Meskipun secara kuantitas ekspor masih relatif kecil, tapi ini jadi motivasi bagus bagi pelaku UMKM menembus pasar ekspor," ujar Riki.
Riki turut menyampaikan bahwa pihaknya juga merangkul beberapa praktisi ekspor, misalnya warga Melayu di Malaysia yang menjadi perantara ekspor produk UMKM dari Kepri.
Menurutnya hal itu dilakukan karena produk-produk UMKM Kepri tidak bisa dilepas begitu saja, melainkan memerlukan kerja sama dengan perantara yang lebih mengerti pasar ekspor, misalnya di Johor Bahru, Kuala Lumpur serta Malaka di Malaysia.
"Kami kerja sama dengan mereka dan ada hitung-hitungannya, karena orientasinya pasti profit. Makanya, kami lakukan pendampingan literasi hukum dengan menyiapkan advokat ketika melakukan perjanjian kerja sama tersebut," ujarnya.
Riki turut menegaskan bahwa pihaknya menaruh perhatian lebih terhadap para pelaku UMKM di Batam, karena jumlah pelaku UMKM terbesar berada di kawasan industri tersebut.
Selain itu, ketika industri UMKM di Batam terus bertumbuh di maka multiplier effect-nya juga bisa dirasakan oleh daerah lainnya, misalkan bahan baku produksinya bisa diambil dari Kabupaten Karimun hingga Bintan.
"Apalagi Batam berbatasan langsung dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, tentu memberikan lebih banyak kemudahan terkait proses ekspor produk UMKM dari Kepri," demikian Riki.
Baca juga: Kementan: Kepri miliki kapasitas bersaing ekspor pangan ke Singapura
Baca juga: Menparekraf harapkan produk UMKM kreatif Kepri isi pasar ekspor
Pewarta: Ogen
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024