Hingga saat ini berdasarkan data Kemendes PDTT, terdapat 53.570 BUMDes dan 5.690 BUMDes Bersama (BUMDesma) sehingga total BUMDes yang ada di Indonesia sebanyak 59.260 BUMDes
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) menilai pengembangan kompetensi penggerak swadaya masyarakat (PSM) merupakan kunci dalam mendongkrak ekonomi desa.
Kepala Pusat Pelatihan Pegawai ASN Kemendes PDTT Mulyadin Malik, dalam seminar panel tentang PSM SAKTI, sebagaimana diikuti secara daring di Jakarta, Rabu, menjelaskan PSM berperan penting dalam memberdayakan masyarakat untuk mengembangkan perekonomian di desanya.
Baca juga: Kemendes PDT berikan bantuan kendaraan angkutan pedesaan empat kampung
"Jumlah PSM pada awal 2024 menyentuh angka 3.089 pegawai, sedangkan jumlah desa mencapai 75.265 desa. Dengan demikian, kata dia, seorang PSM harus mendampingi sekitar 27 desa yang masing-masing memiliki karakteristik, latar belakang dan permasalahan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pengembangan kompetensi menjadi sebuah keharusan," kata di menambahkan.
Berikutnya, Mulyadin menyampaikan pula bahwa keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) menjadi instrumen yang tidak kalah penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat desa melalui pemberdayaan ekonomi.
"Hingga saat ini berdasarkan data Kemendes PDTT, terdapat 53.570 BUMDes dan 5.690 BUMDes Bersama (BUMDesma) sehingga total BUMDes yang ada di Indonesia sebanyak 59.260 BUMDes," kata Mulyadin.
Baca juga: Pemprov Kalsel tuntaskan pengentasan desa tertinggal hingga nol persen
Selanjutnya hingga 2023, ujar dia, sebanyak 10.866 pemerintah desa menanamkan modal ke BUMDes mencapai total Rp1,16 triliun atau rata-rata Rp44,23 juta per desa.
Melalui penanaman modal itu, Mulyadin menyampaikan pada akhir 2023, BUMDes menyalurkan sebagian keuntungan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) sebagai pendapatan asli desa (PADes) yang mencapai Rp162,99 miliar atau rata-rata Rp14,97 juta per desa. Sepanjang 2023, kata dia menambahkan, BUMDes juga meraih omzet hingga Rp2,87 triliun, sedangkan BUMDesma mencapai sebesar Rp215,47 miliar.
Selain Mulyadin, seminar panel itu juga menghadirkan narasumber lainnya, yakni Deputi Bidang Kajian dan Inovasi Manajemen ASN LAN RI Agus Sudrajat, Sunaji Zamroni yang merupakan peneliti Atmawidya Alterasi Indonesia), dan Sunama Eka Nugraha dari perwakilan Divisi Business Program BNI 46.
Baca juga: Ombudsman: BUMDes bisa kelola distribusi pupuk subsidi
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024