Jakarta (ANTARA) - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) melaporkan kenaikan pendapatan premi sebesar 3 persen year on year (yoy) menjadi Rp10,1 triliun per semester I-2024.

Pendapatan premi sebesar Rp10,1 triliun. Itu kenaikan 3 persen (dibandingkan) periode yang sama tahun sebelumnya,” ujar Chief Customer and Marketing Office Prudential Indonesia Karin Zulkarnaen dalam acara “Ngobrol Sehat Bareng Prudential Indonesia” di Jakarta, Rabu.

Selain itu, total aset mencapai Rp59,4 triliun dan klaim keseluruhan (termasuk pembayaran benefit) mencapai Rp8,6 triliun atau naik 5,5 persen yoy.

Berdasarkan jumlah pembayaran klaim dan manfaat tersebut, lanjutnya, kenaikan besar terjadi di asuransi kesehatan sebesar 28 persen yang diiringi penurunan klaim asuransi jiwa.

“Jadi, memang asuransi kesehatan ini yang mendominasi kenaikan klaim dan tren yang sama juga kita amati di industri. Jadi, bukan hanya di Prudential, tapi memang di pasar itu seperti itu. Dari sisi RBC (Risk Based Capital) itu juga semakin menguat di 398 persen, jadi kenaikan 48 persen dari periode yang sama tahun lalu,” ucapnya.

Menurut dia, kenaikan jumlah klaim disebabkan inflasi medis di Indonesia yang juga lebih tinggi dibandingkan negara-negara lainnya secara rata-rata. Pada tahun ini, diperkirakan inflasi medis mencapai 13 persen.

Adanya persoalan itu membuat biaya pengobatan dan perawatan, harga obat dan kamar di rumah sakit, hingga biaya dokter meningkat. Di sisi lain, pendapatan masyarakat naik jauh lebih tipis dibandingkan kenaikan harga-harga yang berkaitan dengan medis.

“Berarti kan disposable income (pendapatan yang bisa dibelanjakan) makin kecil dengan adanya inflasi medis yang tinggi,” kata Karin.

Baca juga: Prudential Indonesia sebut perlu penetapan tarif atasi inflasi medis
Baca juga: Prudential Syariah catat total klaim naik 53 persen pada 2023
Baca juga: Prudential rilis produk baru apresiasi nasabah yang tak pernah klaim

 

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024