Kemarin kita sudah menyelesaikan tambahan 7 (KEK) sehingga dari 22 (KEK) menjadi 29 (KEK), dan diharapkan ini bisa gaspol
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) menjadi pondasi pertumbuhan ekonomi pemerintahan selanjutnya.
Ia menyebutkan bahwa pemerintah telah meresmikan tujuh KEK baru.
"Sehingga dengan special economic zone (KEK), 5-10 tahun ini kita akan diperkirakan gasnya (pertumbuhan ekonomi) lebih kencang lagi. Kemarin kita sudah menyelesaikan tambahan 7 (KEK) sehingga dari 22 (KEK) menjadi 29 (KEK), dan diharapkan ini bisa gaspol," kata Airlangga saat konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Adapun Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah menyetujui usulan pembentukan enam KEK baru dan satu perluasan KEK Nongsa di Batam.
“Semua usulan KEK ini akan segera disiapkan regulasinya dan kami menargetkan Peraturan Pemerintah (PP) terkait dapat rampung pada minggu kedua Oktober 2024,” ujar Airlangga dalam Sidang Dewan Nasional KEK, Selasa (24/09).
Baca juga: RI resmi ajukan diri jadi anggota CPTPP guna pacu pertumbuhan ekspor
Baca juga: Pemerintah sambut implementasi IPEF guna kemajuan ekonomi bersih
Dewan Nasional akan merekomendasikan kepada Presiden untuk penetapan PP atas 6 KEK baru dan penambahan luasan untuk KEK Nongsa.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Dengan total target nilai investasi hingga Rp1.089,84 triliun, pengembangan KEK ini diharapkan mampu menciptakan lebih dari 14 juta lapangan kerja.
Adapun Sekretariat Jendral Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) mencatat realisasi investasi KEK sejak awal dimulainya hingga semester I 2024 mencapai Rp205,2 triliun.
Plt Sekretaris Jendral Dewan Nasional KEK Rizal Edwin mengatakan bahwa hingga semester I tahun ini, KEK telah menyerap sekitar 132.227 tenaga kerja.
Baca juga: Airlangga menilai biodiesel B40 hemat devisa hingga Rp404,32 triliun
Baca juga: Airlangga: Pinjaman ADB Rp7,55 triliun, salah satunya untuk tutup PLTU
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024