Membaiknya beberapa data Tiongkok dan Jepang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi Rp11.525 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp11.515 per dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa laju nilai tukar rupiah masih berada di area negatif, masih adanya potensi perlambatan pada data-data di negara-negara Eropa membuat laju mata uang euro melemah sehingga turut berimbas pada rupiah.
Ia menambahkan bahwa data manufaktur serta penjualan rumah di Amerika Serikat yang membaik menopang penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia.
Namun, menurut dia, tekanan mata uang rupiah cenderung masih terbatas seiring dengan positifnya data ekonomi Jepang dan Tiongkok.
"Membaiknya beberapa data Tiongkok dan Jepang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia, sehingga diharapkan nilai tukar rupiah kembali masuk dalam tren positif," katanya.
Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong menambahkan bahwa baiknya data purchasing managers index (PMI) Tiongkok diharapkan mendorong mata uang berisiko seperti rupiah.
"Di tengah situasi sentimen di dalam negeri yang cenderung kurang kondusif seiring dengan pelaksanaan pemilu presiden, sentimen eksternal diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pasar keuangan," katanya.
Ia menilai bahwa pelaku pasar uang di dalam negeri cenderung kurang nyaman terhadap kondisi politik di Indonesia terkait pemilu presiden, yang di atas kertas belum ada suara yang dominan.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014