Dhaka (ANTARA) - Pemerintahan transisi Bangladesh pada Selasa memastikan setidaknya 708 orang meninggal dunia dalam demonstrasi menentang rezim Perdana Menteri Sheikh Hasina pada Juli dan Agustus lalu.

Unjuk rasa besar-besaran yang diinisiasi mahasiswa Bangladesh tersebut berhasil mengakhiri 15 tahun pemerintahan Hasina yang melarikan diri ke luar negeri pada 5 Agustus di tengah meningkatnya kerusuhan di Dhaka dan di sekitar tempat tinggalnya.

Sepeninggal Hasina, Muhammad Yunus, satu-satunya pemenang Hadiah Nobel dari Bangladesh, menjadi kepala pemerintahan peralihan. Ia berjanji akan memublikasikan daftar korban tewas dalam demonstrasi tersebut di masa kepemimpinannya.

Sebagian besar korban tewas yang tercantum dalam daftar tersebut merupakan warga sipil. Selain itu, sejumlah personel polisi juga dilaporkan tewas dan namanya ada dalam daftar yang dirilis Wakil Sekretaris Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga Umme Habiba itu.

Daftar tersebut dapat diakses dan ditinjau masyarakat hingga 6 Oktober 2024, sehingga memberi ruang bagi keluarga dan perwakilan korban untuk dapat memverifikasi dan memastikan kebenaran data, atau mengubah nama, alamat, dan rincian data yang perlu direvisi.

Sumber: Anadolu

Baca juga: PM Yunus : Bangladesh gelar pemilu setelah reformasi lembaga negara
Baca juga: Muhammad Yunus janji penuhi hak semua elemen masyarakat Bangladesh
Baca juga: Pemerintah transisi Bangladesh beri kekuasaan magistrasi pada militer

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024