Jika saya dipercaya tampil, saya akan mencoba yang terbaik, siapa pun lawannya."New Delhi (ANTARA News) - Jika dilihat dari pencapaian peringkat, Simon Santoso sebenarnya tidak masuk dalam tim utama Indonesia untuk Piala Thomas 2014 yang berlangsung di New Delhi, 18-25 Mei ini.
Namun keputusan pelatih untuk membawa pemain berperingkat 34 dunia itu untuk masuk tim utama ke India tidak salah, setidaknya hingga babak perempat final Piala Thomas Kamis malam.
Di saat kedudukan lawan Korea 2-2, Simon yang main pada partai terakhir berhasil mengalahkan Hwang Jong Soo 21-12, 22-20.
Pemain berusia 28 tahun itu menunjukkan kemampuannya mengatasi saat-saat krisis dengan tampil tenang.
Dengan sabar ia menunggu lawannya, yang terlihat tegang karena juga sebagai penentu bagi timnya, melakukan kesalahan seperti bola nyangkut di net atau pukulan terlalu melebar.
Di saat tersusul pada game kedua hingga kedudukan 20-20, Simon pun tetap tenang dapat bisa merebut dua poin terakhir.
"Pertandingan tadi memang sangat menentukan, tapi saya harus tetap tenang," kata pemain kelahiran Tegal, Jateng, 29 Juli 1985 itu.
Tahun ini performa Simon memang sedang naik, terutama setelah ia bisa membuktikan diri mampu menaklukkan pemain nomor satu dunia dari Malaysia Lee Chong Wei di final Singapura Terbuka April tahun ini.
Peringkatnya yang sempat ajlok ke urutan di bawah 100 pada tahun 2013, perlahan terus meningkat melalui prestasi di berbagai turnamen yang diikutinya.
Tahun ini selain Singapura Terbuka, Simon juga menjuarai turnamen Yonex-Sunrise Malaysia GPG, dan semifinalis Vietnam Terbuka.
Pengalaman dan ketenangan yang dimiliki Simon tampaknya bisa menjadi kunci sukses bagi tim Indonesia di Piala Thomas ini.
Apalagi lawan di semifinal adalah Malaysia, yang biasanya penuh dengan perang urat syarat, tipe pemain seperti Simon Santoso mungkin bisa menjadi penentu keberhasilan.
"Jika saya dipercaya tampil, saya akan mencoba yang terbaik, siapa pun lawannya," kata Simon setelah kemenangan di perempat final Piala Thomas itu.
Selain itu, Simon juga punya ambisi pribadi yakni bisa mengangkat trofi Piala Thomas untuk pertama kalinya. Maklum, sejak menjadi anggota tim Piala Thomas di tahun 2004, Indonesia belum lagi merasakan menjadi juara. (T004/I015)
Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014