Nantong (ANTARA) - Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) mengajak para pengusaha asal China untuk ikut berinvestasi di luar Pulau Jawa.

"Wilayah Kalimantan menjadi lokasi yang potensial untuk dijajaki sebagai tempat investasi, apalagi saat ini ibu kota baru Indonesia ada di Pulau Kalimantan yaitu di Kalimantan Timur," kata Direktur Promosi Wilayah Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika Kementerian Investasi/BKPM Cahyo Purnomo, di Nantong, provinsi Jiangsu, China pada Selasa.

Cahyo menyampaikan hal tersebut dalam Indonesia-China Investment Conference 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) dan dihadiri sekitar 100 perusahaan di bidang konstruksi, teknologi, logistik, semen, otomotif, properti, lingkungan, keuangan, tekstil dan bidang lainnya dari kota Nantong, provinsi Jiangsu, kota Shanghai maupun wilayah sekitarnya.

Pemerintah Indonesia, kata Cahyo, juga menyediakan sejumlah insentif investasi bagi para pengusaha yang memenuhi memenuhi syarat untuk menerima pembebasan atau keringanan pajak misalnya dengan program peningkatan kapasitas tenaga kerja maupun penerapan program penelitian dan pengembangan.

"Karena seperti negara lain, Indonesia pada dasarnya selalu ingin meningkatkan daya saing dengan melakukan reformasi di berbagai bidang. Indeks daya saing Indonesia juga sudah meningkat dari tadinya di peringkat 34 menjadi 27 berkat reformasi yang diperkenalkan oleh pemerintah jadi reformasi tersebut membuat Indonesia jauh lebih kompetitif," ungkap Cahyo.

BKPM, menurut Cahyo, juga sudah memetakan apa saja investasi potensial di Indonesia, sehingga perusahaan-perusahaan China tidak perlu memulai dari awal ketika melakukan ekspansi di idnonesia.

Cahyo juga menyebut pihaknya telah memiliki 81 proyek yang siap ditawarkan dan sudah melakukan "pre-feasibility study" sehingga perusahaan yang ingin melakukan ekspansi satu bidang tertentu tinggal memilih bidan yang sesuai dengan perusahaan tersebut dari lokasi-lokasi yang telah disiapkan sebelumnya.

"Investor dari Jepang atau Korea, mereka berinvestasi lebih dari 90 persen di Pulau Jawa, sementara investor China melakukan investasi sebagian besar di luar wilayah Jawa.
Jadi kami berterima kasih atas investasi Anda saat ini karena bukan hanya membantu kami tapi juga melakukan distribusi investasi ke seluruh Indonesia," jelas Cahyo.

Sementara Industrial Specialist PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Sri Rezeki dalam acara yang sama mengatakan KITB saat ini semua infrastruktur dan utilitasnya telah terpasan 100 persen.

"KITB memiliki pengolahan air limbah, pengolahan air, sistem pengelolaan limbah terpadu, sehingga tidak perlu khawatir akan kebutuhan listrik serta didukung dengan pengelolaan hijau," ungkap Sri.

Namun hanya ada tujuh industri prioritas di KITB yaitu perusahaan yang melakukan foreign direct investment (FDI), downstream industry, industri yang melakukan pelatihan teknologi tinggi bagi para pegawainya, industri substitusi impor, industri yang menggunakan teknologi hijau, industri manufaktur cerdas dan industri berorientasi ekspor.

"Bila masuk dalam prioritas tersebut dapat memilih lokasi, tapi bila bukan kami yang akan pilihkan lokasinya di KITB," kata Sri.

Turut hadir dalam acara tersebut Konsul Jenderal Republik Indonesia di Shanghai Berlianto Situngkir, Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan, Direktur Promosi Wilayah Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika Kementerian Investasi/BKPM Cahyo Purnomo, Kepala IIPC Beijing Evita Sanda dan pejabat terkait lainnya.

Pada 2024, di bawah arahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Investasi/BKPM ditargetkan mencapai realisasi investasi sebesar Rp1.650 triliun. Target itu dirancang untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap di atas lima persen.

Data realisasi investasi sepanjang periode Januari–Juni (Semester I) 2024 mencapai Rp829,9 triliun atau 50,3 persen dari total target pada 2024 yaitu sebesar Rp1.650 triliun. Dari capaian investasi itu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.225.042 orang selama Semester I 2024.

Investasi China di Indonesia, berdasarkan catatan BKPM pada periode 2019 - semester I-2024 mencapai 32,2 miliar dolar AS dengan sekitar 21,022 ribu proyek. Pada 2023 nilai investasi China adalah sebesar 7,4 miliar dolar AS atau berada di posisi kedua setelah Singapura yaitu sebesar 15,4 miliar dolar AS.

Lima sektor utama investasi China di Indonesia adalah industri pengolahan logam dasar (13,626 miliar dolar AS); transportasi, pergudangan dan telekomunikasi (7,878 miliar dolar AS); kimia dan farmasi serta kawasan industri (2,746 miliar dolar AS), listrik, gas dan air (2,651 miliar dolar AS); perumahan dan perkantoran (2,139 miliar dolar AS).

Sedangkan berdasarkan lokasi, wilayah terbanyak investasi China adalah Sulawesi Tengah (11,64 miliar dolar AS), Jawa Barat (7,02 miliar dolar AS), Maluku Utara (4,98 miliar dolar AS, Jakarta (1,6 miliar dolar AS) dan Banten (1,27 miliar dolar AS).

Baca juga: BKPM: Lima perusahaan asing berinvestasi 165 juta dolar AS di IKN
Baca juga: BPK menemukan masalah perizinan tambang minerba pada BKPM

 

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024