Lima sampai 10 tahun ke depan kita tidak boleh tergantung kegiatan ekonomi yang berbasis pada sumber daya alam lagi, tapi pada kegiatan yang memberi nilai tambah,"

Jakarta (ANTARANews) - Gerakan Indonesianisme yang digagas Ikatan Alumni Mesin ITB mengajak masyarakat mengutamakan pembelian produk maupun jasa yang dibuat di Indonesia, guna memperkuat basis ekonomi nasional dan memberdayakan masyarakat negeri ini.

"Proteksi paling mudah dari masyarakat sendiri," kata juru bicara Ikatan Alumni Mesin ITB (IAM-ITB) Achmad Rizal, di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan di era globalisasi dan pasar bebas, tidak mudah bagi suatu negara melakukan proteksi dengan peraturan atau kebijakan, karena akan menimbulkan reaksi dari negara lain maupun Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Namun, bila masyarakat yang dengan kesadaran sendiri mengutamakan pembelian produk dan jasa yang dibuat di Indonesia, maka tidak ada satupun yang bisa melarang.

"Kami ingin mendorong masyarakat membeli produk yang dibuat di Indonesia, yang fasilitas produksinya ada di sini," kata Rizal.

Oleh karena itu, Gerakan Indonesianisme akan membuat daftar produk/jasa yang dibuat di Indonesia, mulai dari kategori produk produsen nasional hingga produk asing yang dirancang bangun dan diproduksi di Indonesia.

"Gerakan Indonesianisme ini ingin memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi nasional agar bermanfaat dan memberi nilai tambah pada kemampuan rancang bangun, produksi, dan manufaktur, yang memperkokoh perekonomian Indonesia di masa depan," kata Sekjen IAM ITB Rudy Andryana.

Pihaknya mendukung dan mendorong pemerintah untuk terus mengembangkan kebijakan yang mendorong para pemegang merek (prinsipal) asing yang memasarkan produk mereka di Indonesia, membuka fasilitas produksi hingga membuat rancang bangun (R&D) di negeri ini.

"Lima sampai 10 tahun ke depan kita tidak boleh tergantung kegiatan ekonomi yang berbasis pada sumber daya alam lagi, tapi pada kegiatan yang memberi nilai tambah," kata Rudy.

Lebih jauh ia mengimbau pemerintah agar memberi dukungan pengusaha nasional yang memproduksi merek lokal agar terus maju, sehingga bisa bersaing di pasar bebas.

"Saat ini membuat merek sendiri (asli merek Indonesia), produksi dan memasarkan sendiri sangat berat. Tapi kami juga prihatin banyak produk asing masuk tanpa ada fasilitas produksinya di sini," katanya.

Oleh karena itu, Gerakan Indonesianisme akan terus digelorakan agar pemerintah dan masyarakat peduli bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi jangan sampai dimanfaatkan asing, tanpa mereka membuka fasilitas produksi dan rancang bangun di Indonesia. (*)

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014