"Saya baru tahu dari televisi (penetapan Suryadharma Ali sebagai tersangka). Kalau memang ada bukti-bukti, ya sudah, yang penting harus sangat teliti dan jangan ada politisasi, karena ini tahun politik juga,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais berharap penetapan Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) sebagai tersangka dugaan penyelewengan dana haji oleh KPK tidak dipolitisasi.
"Saya baru tahu dari televisi (penetapan Suryadharma Ali sebagai tersangka). Kalau memang ada bukti-bukti, ya sudah, yang penting harus sangat teliti dan jangan ada politisasi, karena ini tahun politik juga," katanya di Jakarta, Kamis malam.
Pernyataan Amien Rais itu menyangkut posisi Suryadharma Ali sebagai Ketua Umum PPP yang merupakan salah satu partai pengusung capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, bersama PAN, PKS, Gerindra, Golkar dan PBB.
Dia mengatakan penetapan Suryadharma Ali sebagai tersangka harus dibuktikan secara transparan, dan yang bersangkutan harus diberikan kesempatan untuk mendapatkan penasehat hukum.
Amien Rais berharap aparat penegak hukum, termasuk di dalamnya Kejaksaan Agung, KPK dan lain sebagainya bertindak profesional dan tidak bekerja berdasarkan kepentingan politik tertentu.
Ketika ditanya apakah dirinya curiga KPK memiliki kepentingan politik tertentu atas penetapan Suryadharma Ali sebagai tersangka, Amien membantahnya. Dia mengaku hanya mengingatkan KPK.
"Saya hanya mewanti-wanti. Jadi kalau saya mengatakan hati-hati, ibarat mendung, sedia payung," kata dia.
Lebih jauh Amien Rais menilai penetapan Suryadharma Ali sebagai tersangka tidak akan berdampak pada koalisi partai pengusung capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Sebelumnya Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas menyatakan pihaknya telah menetapkan Menteri Agama Suryadharma Ali (SDA) sebagai tersangka kasus dugaan penyelewengan dana haji tahun 2012-2013 di Kementerian Agama.
"Sudah naik penyidikan dengan SDA dan kawan-kawan sebagai tersangka," kata Busyro melalui pesan singkat kepada wartawan di Jakarta, Kamis.
(R028/M026)
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014