Penasehat Keamanan Nasional Korea Selatan Shin Won-sik dan Kepala Staf Presiden Korea Selatan untuk Kebijakan Sung Tae-yoon telah mengadakan pertemuan dengan pejabat senior pemerintah untuk menilai dampak peningkatan ketegangan di Timur Tengah terhadap ekonomi dan keamanan domestik.
Peserta menyatakan bahwa krisis sejauh ini memiliki efek terbatas pada pasar keuangan domestik, serta pasokan minyak mentah, gas, dan logistik maritim, tetapi berjanji untuk terus memantau situasi dan mengambil langkah proaktif jika diperlukan.
Mereka juga meninjau keamanan warga Korea, perusahaan, pasukan, dan kedutaan di wilayah tersebut serta membahas solusi diplomatik yang mungkin, termasuk rencana evakuasi jika terjadi keadaan darurat.
Adapun militer Israel mengumumkan telah meluncurkan serangan udara terhadap lokasi Hezbollah di Lebanon pada Senin (23/9) yang menurut otoritas Lebanon telah menewaskan 492 orang dan membuat puluhan ribu orang melarikan diri demi keselamatan dalam hari paling mematikan di negara itu dalam beberapa dekade.
Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak awal perang Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 41.400 orang yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan itu terjadi usai serangan lintas batas yang dilakukan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Pasukan Israel mengintensifkan serangannya ke Lebanon dan mengabaikan peringatan komunitas internasional bahwa hal tersebut berisiko menyebarkan konflik Gaza ke wilayah lain.
Sumber: Yonhap-OANA
Baca juga: Korea Selatan desak warganya tinggalkan Lebanon dan Israel
Baca juga: Korea Utara anggap Israel biang kerok pertumpahan darah di Gaza
Baca juga: Pengamat: Indonesia dan Korsel punya sikap berbeda respon konflik Gaza
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024