Jakarta (ANTARA) - Direktur Peneliti Klub Diskusi Valdai Rusia Fyodor Lukyanov mengatakan bahwa Rusia sangat menghargai semua negara yang mengusulkan cara untuk memulihkan perdamaian dan siap bekerja sama dengan semua pihak untuk menghentikan permusuhan.

“Namun, saya kira kita harus sangat realistis … para mediator perlu menyimpulkan bahwa mereka tidak dapat mencapai lebih banyak hal melalui kebutuhan militer,” kata Lukyanov di Jakarta, Selasa.

Lukyanov menyampaikan hal tersebut di sela-sela acara seminar internasional “Indonesia-Rusia: Dari Masa Lalu ke Masa Depan, Perspektif Historis dan Geopolitik” yang diselenggarakan oleh Kedubes Rusia untuk Indonesia di Jakarta.

Lukyanov juga mengatakan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak semua usulan atau ide untuk menegosiasikan solusi perdamaian dan menyebutkan bahwa Rusia tidak akan memaksa Ukraina bernegosiasi jika mereka belum siap.

“Itu berarti bahwa militer yang bekerja akan terus berlanjut hingga pihak Ukraina menyimpulkan bahwa mereka tidak mampu lagi membiayainya,” tambah Lukyanov.
Baca juga: The Times: Biden tidak cabut pembatasan penggunaan senjata untuk Rusia

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua dan Presiden Pusat Shanghai untuk Studi Strategi RimPac dan Hubungan Internasional Nelson Wong berpendapat bahwa pembicaraan perdamaian tidak hanya terbatas antara Rusia dan Ukraina saja.

“Mari kita hadapi kenyataan, jika masih banyak negara yang memasok persenjataan ke Ukraina, ini bukan hanya Rusia dan Ukraina. Jadi, setiap perundingan damai harus realistis,” kata Wong.

Wong menilai bahwa dibutuhkan pihak yang memiliki kemauan untuk membawa semua pihak yang terlibat untuk duduk bersama di meja perundingan, sembari menambahkan bahwa dia sedih melihat banyak anak muda yang tewas di medan perang.

“Jadi itulah sebabnya, ya, adalah benar bagi semua negara untuk mencoba dan mempromosikan perundingan damai sedini mungkin,” tambah Wong.

Baca juga: Parlemen EU menyetujui resolusi Ukraina menyerang lebih dalam ke Rusia
Baca juga: Rusia tidak tahu "rencana perdamaian" Zelenskyy untuk akhiri konflik
Baca juga: Prancis selesai latih kelompok pertama pilot jet tempur Ukraina


Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024