Sebelumnya kami belum bekerja sama intensif dengan BPOM. Namun setelah COVID-19 dan berbagai tantangan yang dihadapi, saya pikir tahun lalu adalah kali pertama kita bekerja dengan BPOM
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengatakan kerja sama dengan Pharmaceutical Security Institute (PSI), sebuah organisasi nirlaba yang didukung 40 produsen farmasi internasional, penting dalam upaya pemberantasan obat palsu di Indonesia.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, Taruna menyebutkan mengingat luasnya wilayah cakupan pengawasan BPOM, informasi dari PSI tentang peredaran obat palsu menjadi penting. Pada akhirnya, katanya, kerja sama tersebut akan mendukung pencapaian tujuan pertumbuhan Indonesia.

Presiden PSI Todd Ratcliffe mengatakan PSI dibentuk karena keprihatinan terhadap pemalsuan produk medis yang mengancam kesehatan masyarakat. Todd menyebutkan mereka mengumpulkan dan menganalisis data tentang pemalsuan obat, lalu membagikan informasi tersebut kepada penegak hukum, otoritas pengawas obat-obatan, dan lembaga pemerintah lainnya yang berdedikasi untuk memerangi masalah ini.

Baca juga: Wapres minta BPOM lebih ketat awasi obat

“Sebelumnya kami belum bekerja sama intensif dengan BPOM. Namun setelah COVID-19 dan berbagai tantangan yang dihadapi, saya pikir tahun lalu adalah kali pertama kita bekerja dengan BPOM,” katanya.

Todd juga mengatakan sebelumnya PSI telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Filipina dan ingin mereplikasinya dengan Indonesia.

BPOM berbincang dengan PSI dalam pertemuan informal yang bertujuan menjalin relasi dan menginisiasi kerja sama PSI dengan regulator obat, dalam hal ini BPOM, di berbagai aspek.

Baca juga: Ini beberapa merek obat yang dipalsukan dan diedarkan para tersangka

Selain tentang permasalahan obat, Kepala BPOM dan Presiden PSI juga bertukar pikiran tentang penerapan labelisasi kandungan Gula, Garam, dan Lemak (GGL), baik Indonesia maupun di negara lain.

Pada akhir pertemuan, Kepala BPOM dan Presiden PSI menyepakati bahwa dengan pertemuan tersebut dapat ditindaklanjuti dengan komunikasi yang intensif untuk kolaborasi lebih lanjut antara BPOM dan PSI.

Hadir mendampingi Kepala BPOM adalah Direktur Pengawasan Keamanan, Mutu, dan Ekspor Impor Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif serta perwakilan Direktorat Cegah Tangkal dan Direktorat Siber Obat dan Makanan. Turut hadir pula Direktur Regional Asia Pasifik PSI Ramesh Raj Kishore.

Baca juga: Mufti Anam minta lokapasar tertibkan produsen obat dan vitamin palsu

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024