kalau bicara bioetanol, lalu bioavtur ini ke depan. Makanya kalau untuk bioavtur, saya yakin bisa diproduksi di Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) meyakini bioavtur atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) bisa diproduksi di Indonesia.

"Yang harus kita perhatikan kalau kita bicara bioenergi adalah sumber bahan baku (resource) kita. Sumber bahan baku kita itu umumnya yang menjadi problem belum tersedia, lahan yang belum ada dan sebagainya, kalau bicara bioetanol, lalu bioavtur ini ke depan. Makanya kalau untuk bioavtur, saya yakin bisa diproduksi di Indonesia," ujar Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi di Jakarta, Selasa.

Eniya mendukung bahan baku bioavtur berasal dari sawit karena dengan komoditasnya melimpah dan industri sawit di Indonesia luar biasa diharapkan dapat membuat harga bioavtur menjadi terkendali.

"Tinggal, kalau misalnya bahan bakunya dari coconut sudah masuk ke dalam Corsia atau standar internasionalnya, kalau used cooking oil juga sudah masuk. Hanya kalau dibilang dari sawit, ini yang perlu dikomunikasikan. Tapi saya yakin kita harus kuat, karena kita punya industri sawit yang luar biasa, dan saya mendukung kalau bahan bakunya dari sawit bisa dihadirkan, karena kita punya bahan baku sehingga harganya itu terkendali," katanya.

Sebagai informasi, PT Pertamina Patra Niaga memperluas pendistribusian produk bahan bakar jet, yang ramah lingkungan, Sustainable Aviation Fuel (SAF) dalam rangka mendukung dekarbonisasi penerbangan nasional.

Baca juga: Menhub bahas perubahan bertahap avtur fosil ke SAF atau bioavtur

Baca juga: Amartha target daur ulang 1 juta liter minyak jelantah jadi bioavtur


Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan, pihaknya terus memperkuat perannya dalam mendukung transisi energi di sektor penerbangan melalui distribusi SAF.

Pada perhelatan Bali International Airshow 2024 di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar, Bali, Pertamina Patra Niaga menyalurkan SAF kepada maskapai nasional Citilink, sebagai bagian dari komitmen bersama terhadap peta jalan SAF yang ditetapkan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Distribusi SAF menunjukkan komitmen Pertamina Patra Niaga dalam menyediakan solusi bahan bakar berkelanjutan untuk industri penerbangan, yang sejalan dengan upaya global untuk menekan emisi karbon dan mencapai target dekarbonisasi.

Momen penyaluran pertama SAF di Bandara Ngurah Rai ini menandai bahwa Indonesia dapat beradaptasi dengan tuntutan bauran energi di industri penerbangan internasional, yang mana saat ini SAF menjadi solusi jangka menengah bagi penerbangan untuk mengurangi jejak karbon, tanpa memerlukan perubahan pada pesawat, infrastruktur bandara, atau rantai pasokan bahan bakar jet.

Baca juga: Menko Perekonomian: Pemerintah dorong pengembangan bioavtur

Baca juga: Kementerian ESDM: Bioavtur perlu diakselerasi di sektor penerbangan

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024