Badung (ANTARA) - Ketua Tim Pengembangan Startup Digital Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Sonny Hendra Sudaryana mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan rintisan di bidang teknologi finansial masih berpeluang tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Meskipun perusahaan rintisan atau startup penyedia jasa teknologi finansial sudah cukup banyak, potensi usaha di bidang teknologi untuk menghadirkan akses layanan keuangan inklusif bagi masyarakat dinilai masih besar.

"Selama problems-nya masih ada, potensinya masih ada. Dan kita melihat masih banyak hal, problem yang terjadi soal financial inclusivity masyarakat dan itu bisa dibantu dengan startup-startup baru itu," kata Sonny di Badung, Bali, Selasa.

Akses terhadap pelayanan finansial yang inklusif di Indonesia dinilai belum merata berdasarkan proporsi penduduk usia dewasa yang tidak memiliki rekening bank atau unbanked.

Data Bank Dunia tahun 2021 menunjukkan, penduduk dengan kategori unbanked di Indonesia mencapai 97,74 juta orang atau sekitar 48 persen dari populasi dewasa di dalam negeri.

Selain itu, hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2024 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan indeks inklusi keuangan Indonesia saat ini di angka 75,02 persen.

Angka-angka itu menunjukkan penduduk yang belum terjangkau layanan finansial inklusif masih banyak.

Baca juga: Teten dorong hilirisasi hasil riset untuk dukung pertumbuhan startup

Baca juga: Penurunan suku bunga hadirkan peluang pemulihan ekosistem "startup"


Nexticorn Foundation, lembaga independen yang memayungi startup-startup digital di Indonesia, juga menilai perusahaan rintisan di bidang teknologi finansial masih berpeluang tumbuh dan berkembang.

External Affairs Director Nexticorn Foundation Alvin Evander mengatakan, pengembang startup baru di bidang teknologi finansial bisa tumbuh dan berkembang kalau bisa melakukan diferensiasi usaha dan tidak lagi berfokus pada layanan yang sudah tumbuh pesat seperti layanan peminjaman dana.

Menurut data OJK, pada Juli 2024 sudah ada 98 perusahaan penyedia layanan peminjaman dana yang beroperasi di Indonesia.

Perusahaan rintisan baru di bidang teknologi keuangan bisa mengeksplorasi ragam layanan finansial yang lain untuk mengembangkan usaha. 

"Masih banyak bidang lain di fintech yang masih bisa dieksplor. Contohnya yang baru-baru ini bertumbuh itu di bidang credit scoring, atau bisa juga menjadi penyedia di bidang manajemen, atau di bagian accounting-nya. Itu masih ada potensi," kata Alvin.

Baca juga: Pemerintah terus upayakan perusahaan rintisan lokal "go global"

Baca juga: Pemerintah dan pelaku usaha bergotong royong menumbuhkan startup
 

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024