Apabila maturitas meningkat, maka nilai ekspor akan meningkat dan kebutuhan domestik dapat terpenuhi
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan tiga upaya guna membantu industri farmasi mencapai tahap maturitas yang maksimal, yakni memotivasi, memberi insentif, serta membuka peluang memasarkan produk di luar negeri.

Kepala BPOM Taruna Ikrar menjelaskan di Jakarta, Selasa, maturitas industri farmasi penting karena hal itu menunjukkan kualitas baik dalam tiap tahapnya, mulai dari produksi, distribusi, hingga penjualan. Saat ini, kata Taruna, tahap maturitas industri farmasi nasional adalah tahap menengah atau kalkulatif, sedangkan yang tertinggi adalah generatif.

Dia menjelaskan industri farmasi adalah salah satu tulang punggung ekonomi nasional dengan pendapatan Rp100-Rp140 triliun per tahun. Dengan maturitas yang tinggi serta berbagai potensi yang dapat dimanfaatkan, dia optimistis pendapatan tersebut dapat ditingkatkan dua hingga tiga kali lipat.

Saat ini, katanya, ada 240 perusahaan farmasi, namun yang aktif hanya sekitar 160. Adapun untuk distribusi, ujarnya, terdapat sekitar 8 ribu apotik.

Baca juga: DPR: Perlu tingkatkan koordinasi multisektor untuk industri farmasi

"Pertama, potensi dalam negeri kita cukup besar penduduknya, yaitu yang terbesar keempat 282.400.000 penduduk kita," katanya. Yang kedua, kalau produk-produk kita terakreditasi dengan baik, kan bisa diekspor," Taruna menyebutkan.

Guna mencapai maturitas tertinggi, pihaknya memberikan motivasi dan pendampingan agar jumlah industri farmasi tersebut berkembang dari yang awalnya 240, sehingga maturitas yang tinggi cepat tercapai.

"Yang kedua, kita selain melakukan pendampingan, kita akan memberikan insentif kepada industri farmasi yang memenuhi standar tertinggi. Apa insentif yang kita bisa lakukan? Percepatan pemberian izin. Jadi kalau misalnya waktunya 120 hari, kalau bisa kita cepat 90 hari. Bahkan bisa lebih cepat," dia menambahkan.

Adapun yang ketiga, katanya, pihaknya berupaya untuk membangun reputasi industri farmasi Indonesia di kancah global, baik melalui Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme (PIC/S). maupun dengan WHO Listed Authority.

"Untuk bagaimana membantu meyakinkan pasar di luar negeri. Untuk bapak-bapak membuka pasar di luar negeri. Karena reputasi itu penting," katanya.

Apabila maturitas meningkat, maka nilai ekspor akan meningkat dan kebutuhan domestik dapat terpenuhi. Hal tersebut juga dapat berdampak baik bagi harga obat yang akan turun seiring meningkatnya produksi.

Baca juga: BPOM: Perlu penguatan regulasi dalam inovasi pengembangan pangan dan obat
Baca juga: Pyridam Farma perkuat kapabilitas dengan akuisisi perusahaan Australia

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024