Investasi kita masih, kalau dibandingin sama periode-periode sebelumnya, investasi itu ada di kisaran 12 persen atau 11 persen dari portofolio kita
Jakarta (ANTARA) - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang membangun Jakarta Automated Trading System (JATS) generasi terbaru dengan total anggaran Rp96,9 miliar sampai Rp105,78 miliar yang akan diluncurkan pada 2026.

JATS yang merupakan sistem terkomputerisasi di BEI sejak 22 Mei 1995 ini akan diperbarui sebagai upaya untuk mengantisipasi lonjakan volume perdagangan dan semakin banyaknya investor di pasar modal Indonesia.

Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI Sunandar saat doorstop di Main Hall BEI, Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa anggaran untuk memperbarui sistem JATS ini sebesar 11 sampai 12 persen dari kas BEI.

Pada 2023, BEI mencatatkan kas dan setara kas senilai Rp881,54 miliar, sehingga nilai investasi membangun JATS generasi baru berada di kisaran Rp96,97 miliar sampai Rp105,78 miliar.

“Investasi kita masih, kalau dibandingin sama periode-periode sebelumnya, investasi itu ada di kisaran 12 persen atau 11 persen dari portofolio kita,” ujar Sunandar.

Sunandar menjelaskan, kemampuan JATS generasi baru nantinya akan lebih dari sistem JATS saat ini, di antaranya kemampuan proses penawaran jual beli yang mencapai 50 ribu sampai 100 ribu per detik. Saat ini hanya 12 ribu sampai 15 ribu per detik.

“Nah kalau kapasitas tuh outputnya kita bisa naikin sampai 100 ribu per second,” ujar Sunandar.

Ia melanjutkan, kemampuan untuk pertemuan harga atau match trade akan meningkat empat kali lipat dari 15 juta per detik saat ini.

“Nantinya (kemampuan) order-nya lebih naik lagi nanti, lebih tinggi lagi dari itu,”ujar Sunandar.

Ia mengatakan sistem perdagangan baru ini sebagai bentuk penyelarasan dengan strategis bisnis terkait peningkatan jumlah permintaan dengan peningkatan jumlah investor dan penawaran dengan peningkatan jumlah emiten BEI.

Baca juga: BEI: Fitur Market Order tingkatkan efisiensi transaksi di pasar modal
Baca juga: OJK dan BEI masih kaji soal perdagangan karbon di bursa

 

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024